Aktivitas Penampungan Galian C di Kota Ruteng Sangat Mengganggu Ketenangan Warga

Manggarai, GardaNTT.id – Tempat penampungan dan mobilisasi barang galian C berupa pasir dan batu pecah yang beralamat di jalan Gaspar Parang Ehok, Kelurahan Golodukal, Kec. Langke Rembong, Kab. Manggarai, NTT sangat menggangu warga setempat.

Pasalnya, keluar masuknya belasan mobil untuk mengangkut pasir dan batu kerikil sangat menganggu ketenangan masyarakat baik di siang hari maupun pada malam hari.

Pantauan media ini, terdapat sebuah alat berat berupa eksavator sedang operasi mengangkat material ke dalam dump truck yang keluar masuk mengangkut material ke lokasi proyek. Setiap mobil lewat  udara selalu diselimuti debu, bahkan terdapat mobil yang tengah parkir di sebuah garasi yang tak jauh dari aktivitas penampungan itu di penuhi debu pekat.

Mobil penuh debu pekat yang tengah parkir dekat akvitas proyek

Warga yang berinisial FP saat ditemui media ini (19/8) mengatakan selalu melayangkan komplain kepada pekerja ditempat itu.

“Tidak boleh ada alasan kamu tidak jalan air, ini bukan perusahan kecil, air selalu ada, selalu siram ini untuk meminimalisir debu,” jelas salah seorang warga yang tinggal sangat dekat dengan aktivitas penampungan bahan galian C tersebut.

Ia juga mengatakan jika harus mengatur arus masuk dan keluar mobil agar tidak menganggu pengguna jalan maupun warga setempat.

“Keluar masuk kendaraan di atur, ada satu yang ada di pangkalan sini, misalnya sudah kosong baru masuk, jangan keluar masuk. Ini gang, beda kalau kerja di lintas luar,” ungkap warga tersebut.

Saat malam hari pun menurut dia aktivitas harus terbatas, karena cukup mengganggu ketenangan warga.

“Malam hari juga saya mau harus batas, kadang kadang jam dua (subu) masuk, kita juga terganggu, karena getaran dan karena bunyi kendaraan. Jelas saya terganggu, siapapun tinggal disini sangat terganggu,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, awalnya lokasi penyimpanan material galian C tersebut hanya di pakai untuk parkir mobil dimalam hari.

“Yang kita pikir itu hari ini tempat ini mereka pake untuk parkir mobil malam saja setelah pulang dari lokasi. Tampung disini to. Kita tidak tau mereka punya pendropingan material disini semua. Dari berbagai tempat tu batu kerikil, dan lain lain. Harus bawa kesini dulu, baru dari sini over ke lokasi. Dengan demikian kendaraan juga seperti itu, keluar masuk,” tuturnya.

“Kondisi seperti ini layaknya dimana, tidak mungkin masyarakat yang ajar mereka yang sudah bergelut di bidang itu to, mereka tau kondisi seperti ini, pantasnya dimana, kalau dibilang terganggu sangat terganggu. Bukan hanya saya saja, mama diatas juga mengalami hal yang sama,” ungkapnya.

Ia berharap jika pekerjaan masih lama segera pinda ke lokasi lain.

“Kalau waktunya dekat, kita tanggung sudah, yang paling mendasarkan debu,” tutupnya.

Andri Setiena, penanggung jawab operasional saat ditemui di lokasi proyek menjelaskan, dirinya belum tau persis sejak awal proses hingga perusahan yang bergerak di bidang bangunan itu bermarkas disana.

“Saya diperbantukan disini, saya dari larang tuka, saya masuk bulan juni, dari awal sampai sekarang tempatnya disini yang urus ako erwin semua,” jelasnya.

Ia mengaku jika awalnya tempat tersebut hanya untuk parkiran oto. bukan menjadi tempat penampungan galian C.

“Awalnya ini parkiran oto, karena pekerjaan doplas dan kebutuhan material yang sangat kencang, kami diperbantukan dari oto yang kami kontrak untuk ke wae reno bawa ke sini. Kami langsung stapel, kami ada 12 unit dump truck, itupun tidak sanggup.  Jadi, oto dari wae reno yang masuk kami yang stapel awalnya seperti itu, karena kebutuhan kami antri di wae reno satu ret satu hari, kami tidak bisa dapat progres untuk layani 12 unit,” ungkapnya.

Selain itu, ia mengatakan tempat penampungan tersebut juga menyimpan barang barang on site datangnya dari Surabaya.

“Awalnya memang tempat kontraknya disini, saya cuman lanjuti,” ungkapnya.

Lebih jauh Ia mengaku bahwa belum mengantongi ijin resmi dari pihak pemerintah setempat atas aktifitas perusahaanya di kelurahan Bangka Leda.

“Ijinnya tidak ada, cuman kami kasi tau secara pribadi terhadap tuan  rumah, kendala kami material, karena ini dari bajawa sebagiannya material kerikil, sebaiknya kami tidak bisa layani oto langsung dari bajawa, kami tampung, kami stufel kembali. Ada yang oto besar di belakang itu.” tutupnya.

Hingga berita ini diturunkan, media ini coba menghubungi via WhatsApp, orang yang disebut sebut sebagai pemilik perusahan yang kini tengah berada di luar negeri, sayangnya pria yang bernama Erwin itu belum memberi komentar.