Aku Hidup dari Ekaristi Hidup (Renungan Minggu Biasa XIX Tahun B)

Foto: pinterest.com

Rm. Riano Tagung, Pr

Pastor Rekan Paroki Santu Klaus Kuwu, Keuskupan Ruteng

Bacaan I: 1 Raj 19:4 — 8; Bacaan II: Ef 4:30 — 5:2; Bacaan Injil: Yoh 6:41 — 51

Pergi pagi pulang malam, demi sesuap nasi. Itu istilah yang sering kita dengar. Istilah ini menegaskan bahwa setiap orang membutuhkan makanan setiap hari untuk bisa bertahan hidup. Segala daya upaya akan dilakukan agar dapat memeroleh makanan setiap harinya. Energi baru akan segera diperoleh ketika tubuh menerima asupan gizi dari makanan yang disantap. Layaknya tubuh jasmani, membutuhkan makanan agar terlihat segar, kuat dan sehat, demikian pula sebagai orang beriman, kita harus memberikan makan bagi jiwa kita setiap hari. Jiwa kita perlu asupan gizi. Jiwa kita perlu makanan rohani. Jiwa kita perlu disegarkan, dikuatkan dan dijaga kesehatannya. Santu Agustinus mengajarkan: “Ekaristi adalah makanan sehari-hari yang kita ambil sebagai penangkal kerapuhan yang kita alami sehari-hari.” Dari Ekaristi kita hidup, dari Ekaristi kita ada, dari Ekaristi kita bergerak. Ekaristi Hidup dan kita hidup dari Ekaristi.

Hari ini, kita memasuki Hari Minggu Biasa XIX, Bertitik tolak dari bacaan-bacaan suci pada hari ini, Hari Minggu Biasa XIX bisa diistilahkan dengan Hari Minggu Roti Hidup. Hari ini, YESUS memaklumkan diriNya sebgai ROTI HIDUP. YESUS sebagai ROTI KEHIDUPAN menyuguhkan kepada kita santapan jiwa yang tak akan pernah habis dayanya dalam memberikan kekuatan bagi jiwa bahkan dayanya berguna sampai kepada kehidupan yang kekal. Yesus berkata: Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia. Dengan menyantap YESUS EKARISTI, ROTI HIDUP, kita akan memperoleh hidup yang kekal. Hal ini kembali ditegaskan oleh YESUS di bagian akhir injil pada hari ini, “Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Makanan duniawi membawa kita pada ketahanan fana untuk bertahan di dunia ini, sedangkan makanan surgawi membawa kita pada ketahanan abadi, untuk memiliki hidup yang kekal. Kita akan hidup selama-lamanya. Tentu, pemahaman dan keyakinan bahwa YESUS ADALAH ROTI HIDUP bukan sesuatu yang mudah untuk dipahami dan diyakini. Oleh karena itu, butuh keterbukaan hati dan iman yang mendalam untuk sampai pada pemahaman dan keyakinan ini. Butuh cinta pada Ekaristi, butuh rindu untuk tinggal di bawah kakiNya, untuk mencicipi rasa surga dari meja perjamuanNya. Tanpa cinta tidak akan pernah ada rindu untuk bertemua dengan YESUS dalam Ekaristi dan hidup dari Ekaristi.

Kita adalah orang-orang buta yang malang. Kita adalah orang berdosa yang tersesat. Tetapi, YESUS EKARISTI, ROTI HIDUP yang telah turun dari surga, memberikan kekuatan jasamani dan rohani kepada kita, yang memenuhi jiwa kita yang kosong, melestarikan cinta di dalam hati kita, dan meningkatkan Kasih kita kepada ALLAH dan kepada sesama. Dalam dan melalui EKARISTI, hasrat cinta kepada YESUS di dalam jiwa dipergandakan hari demi hari, sebab setiap hari, Yesus EKARISTI HIDUP memanggil setiap hati untuk memeroleh daya surgawi di tengah perjuangan kita  di tengah dunia yang penuh dengan tantangan dan dosa ini. Yesus EKARISTI HIDUP, memberikan diriNya bagi kita agar kasihNya melembutkan hati kita yang keras, dan menarik kita setiap hari dari lemah dosa dan jurang kebinasaan, untuk memiliki rasa cinta kasih di dalam hati ini, perasaan hati kepada YESUS, sehingga hidup semakin berubah, ada sebuah kehidupan, ada sebuah perubahan dan peralihan di dalam hidup, dari manusia lama ke manusia baru. YESUS yang memerkenalkan DiriNya sebagai ROTI HIDUP dengan berlimpah KASIH ingin memberikan hidup kepada kita, bukan hanya hidup di dunia ini tetapi hidup yang kekal. Karena itu, dengan rahmat dan cintaNya, Ia menarik kita dengan cinta dan mengikat kita dengan kesetian agar kita tidak acuh tak acuh terhadap undangan kasihNya ini.

“AKU HIDUP DARI EKARISTI HIDUP”, tanpa EKARISTI tidak ada kehidupan di dunia ini. Tanpa EKARISTI tidak ada kebahagiaan di dunia ini. Ketika kita menyambut EKARISTI, ada kehidupan di sini, di hati ini, di dalam hidup kita ini. Saat kita menerima EKARISTI, ada sukacita di sini, di hati ini, di dalam hidup ini. Sebab, yang kita sambut dalam hidup ini adalah YESUS EKARISTI HIDUP, sumber kehidupan, sukacita dan kebahagiaan di dalam hidup kita ini. Saat  cinta yang berujung pada rindu untuk bersekutu dengan YESUS EKARISTI berkobar-kobar, maka “segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah” dibuang jauh dari dalam hati kita sehingga dari dalam hati kita lahirlah “sikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, menjadi anak-anak kesayangan Allah, kita hidup dalam kasih”. Inilah hidup kekal yang kita perjuangkan di bumi ini, ini rasa surga yang kita bawa untuk kita cicipi bersama di dunia ini. ini ROTI HIDUP yang kita bawa untuk menghidupkan jiwa yang mati, menyegarkan hati yang kering. Ibarat setitik air dalam samudera luas yang tak dapat dipisahkan lagi demikian pula hidup kita bila kita sungguh tenggelam dalam EKARISTI, kita tidak bisa dipisahkan lagi untuk selama-lamanya.

Marilah kita berdoa:

Allah Bapa Yang Maharahim, keagungan cintaMu dalam diri Yesus Kristus PuteraMu telah menyelamatkan kami. Jiwailah kami dengan semangat pengorbanan diri dalam perjalanan kami menuju kepadaMu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, Amin.