Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Bantuan Beras dari Kapolri, Polsek Borong Salurkan untuk Warga Kurang Mampu

Manggarai Timur, GardaNTT.id Polisi Sektor (Polsek) Borong, civitas SMAN 3 Borong dan relawan Komunitas Kasih Insanis (KKI) manggarai Timur sambangi rumah Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ), disabilitas, janda dan lansia.

“Sebanyak 10 keluarga yang dikunjungi. 10 keluarga itu tersebar di 4 desa di Kecamatan Borong yaitu Desa Golo Kantar, Desa Bangka Kantar dan Desa Nanga Labang. Sebagai buah tangan, 10 kg beras dibagikan untuk keluarga yang dikunjungi,” ungkap Bripka Syahruddin kepada GardaNTT.id, Minggu (05/12/2021)

Desa Haju

Menurut Bripka Syahruddin, beras bantuan tersebut langsung dari Kapolri dan diperuntukan untuk keluarga yang kurang mampu.

“Polsek Borong mendapat jatah 2.5 ton bantuan beras dari Kapolri. Bantuan beras ini tentunya diberikan bagi yang betul-betul membutuhkan. Walaupun bantuannya dalam jumlah sedikit, namun yang terpenting adalah silaturahmi memperat tali persaudaraan antara Polri dan masyarakat,” tuturnya.

Dikatakan Bripka Syahruddin, ia merasa terharu melihat kondisi keluarga yang dikunjungi karena dirinya baru pertama kali menyambangi keluarga tak mampu untuk memberikan sumbangan selama berprofesi sebagai anggota Polri.

“Jujur, ini pengalaman yang luar biasa karena pertama kali memberikan bantuan langsung kepada warga selama menjadi anggota Polri. Semoga diberi kesehatan agar kembali berbagi kasih ke depannya. Seberapapun bantuannya bukan menjadi tolak ukur, namun yang terutama ketulusan dan keikhlasan menjadi landasan bernilai,” kata Bripka Syahruddin.

Dalam menyalurkan bantuan, Polsek Borong berkolaborasi dengan Civitas SMAN 3 Borong.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Civitas SMA 3 Borong yang telah berkolaborasi dengan Polsek Borong. Kiranya misi kemanusiaan ini terus berjalan. SMA 3 Borong hebat, gebrakan sungguh menggugah untuk selalu berbuat baik,” pungkasnya.

Sementara, kepala SMAN 3 Borong, Konstantinus Everson Rada, S.Psi, mengatakan pihaknya melibatkan langsung peserta didik dalam kegiatan tersebut merupakan tahap pembentukan kecerdasan sosial dan emosional.

“Dengan hal sederhana ini, mereka akan terbiasa dan terpanggil untuk peduli terhadap sesama,” ungkap Soni, sapaan akrab Kepsek SMAN 3 Borong itu.

Konstantinus menjelaskan, program perundungan diberikan kepada siswa/i dengan tujuan mengimbangi teori yang diperoleh dengan praktek dilapangan.

“Siswa/i diberi pelatihan kurang lebih satu bulan. Ini penting agar teori yang diperoleh diaplikasikan saat praktek dilapangan. Pada intinya, program perundungan  penekanannya lebih kepada bagaimana menghindari perilaku sosial dengan mengucilkan sesama karena kondisi fisik, juga karena ekonomi keluarga,” ungkapnya.

Konstantinus menjelaskan, ODGJ sering menjadi korban perundungan. Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan mereka dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat.

“ODGJ bagian dari keluarga kita. Mereka tidak boleh dikucilkan. Dengan kita hadir di kediaman mereka, mengajak mereka untuk bercerita adalah bagian dari fisioterapi. Apalagi siswa/i yang terlibat dalam kegiatan tersebut diarahkan untuk menggunting kuku dan mencukur rambut dari saudara kita penderita ODGJ,” tutupnya.

Untuk diketahui, kegiatan sosial tersebut merupakan bagian dari penerapkan program perundungan civitas SMAN 3 Borong.