Puisi  

Di Ujung Jumpa (Puisi-Puisi Oktavianus Nokar)

Sumber gambar: Steemit.com

Apa

Hembusan angin mana yang kau suka

Bumi berbentuk apa yang kau cinta

Cerita ini kau anggap apa

Aku gunakan logika saat bercinta

Tidak bersifat mana suka.

Langit di atas kepala kehilangan warna

Tanah ditelapak kaki kehilangan langkah

Kini logika kehabisan etika

Jiwa dan raga sudah tidak terlalu peka

Sebab kau berdoa

Memohon kepada yang Esa

Dalam doa

Tentang dia, bukan kita.

Kini diri sebatang kara

Hidup jadi tidak bermakna

Tujuan tidak terarah

Usia perjaka jadi sia-sia

Belum apa-apa, aku dihina mertua

Jika

Jika suatu saat nanti

Larik-larik ini telah sirna

Aku ingin kamu dirundung duka.

Jika suatu hari nanti

Bait-bait ini ternodai oleh dusta

Aku ingin kamu ikutan tiada.

Jika suatu hari nanti

Aksara-aksara ini tak lagi bermakna

Aku ingin kamu mati sebelum mengeja.

Jika suatu hari nanti

Sajakku masih utuh dalam kata

Aku ingin kita bersama-sama meratapi surga.

Aku ingin suatu hari nanti

Kita mengusir duka

Mengusir tiada

Selalu bersama dalam mengeja.

Di Ujung Jumpa

Di ujung suaranya

Aku berjumpa pada alunan cinta yang tak biasa

Di ujung matanya

Aku berjumpa pada debu-debu curiga

Di ujung bibirnya

Aku berjumpa pada liur kemanisan

Di ujung pipinya

Aku berjumpa pada basuh yang istimewa

Di ujung dadanya

Aku berjumpa pada ketukan bahagia

Di ujung hatinya

Aku berjumpa pada samudra paling mewah

Di ujung kehidupannya

Aku berjumpa dengan pelabuhan yang sempurna

Aku lupa, aku jatuh cinta

*Penulis adalah Mahasiswa PBSI Unika Santu Paulus Ruteng