Dr. Mantovanny Tapung: MATIM Butuh Pemimpin Visioner, Imajinatif dan Energik

Dr. Mantovanny Tapung, S. Fil., M.Pd.

Borong, GardaNTT.id – Pemimpin visioner, imajinatif dan energik menjadi salah satu kriteria penting untuk menjadi pemimpin di Manggarai Timur saat ini. Hal ini disampaikan Mantovanny Tapung setelah terlibat sebagai salah satu panelis dalam Rapat Paripurna Penyampaian Visi-Misi  Calon Wakil Bupati Manggarai Timur Sisa Masa Jabatan 2019-2024, di ruang sidang DPRD Manggarai Timur, Lehong, Kamis 22 September 2022.

Acara penyampaian visi-misi ini sebagai bagian dari tahapan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) dijalankan selama kurang lebih 3 jam, yang dihadiri oleh pimpinan dan anggota DPRD Manggarai Timur, kepala OPD, pimpinan TNI/POLRI, masyarakat pendukung kedua calon dan wartawan.

Dr. Mantovanny Tapung, S. Fil., M.Pd., diundang sebagai salah satu panelis bersama kedua dosen Unika St. Paulus lainnya, Dr. Maksimus Regus, Dr. Ino Sutam, dan moderator Rudy Nggalu, S. Fil., M.Pd. Adapun yang menjadi calon wakil bupati mendampingi bapak Adreas Agas dan menggantikan posisi almarhum bapak Jaghur Stefanus, yakni Siprianus Habur, S.Sos dan Heremias Dupa, S.Ikom.,M.Si.

Menurut Mantovanny, Manggarai Timur dengan berbagai kondisi riil, peta masalah, strategi pemecahan masalah, target capaian pembangunan dan arah kebijakan pembangunan, seperti tertuang dalam dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) masa pemerintahan Bupati Andreas Agas dan mendiang wakil bupati Jaghur Stefanus (ASET), sangat dibutuhkan calon wakil bupati yang paham akan masalah riil di Manggarai Timur saat ini. 

“Sebagai calon wakil tentu dia harus paham dengan visi-misi dan program Program Wajib, Unggulan, dan Prioritas dari dari MATIM SEBER (Kabupaten Manggarai Timur yang sejahtera, Berdaya dan Berbudaya),” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, demi mendukung Matim Seber ini, calon wakil yang mendampingi bupati Andreas Agas selama kurang lebih 1 tahun 5 bulan, mampu berkolaborasi, berkomunikasi dan berkoordinasi dengan para pihak dalam hal tata kelola pemerintahan dan masyarakat, juga harus visioner, imajinatif dan energik.

Salah satu sikap visioner, kata Mantovanny, mampu membuat proyeksi pemecahan masalah dan ikhtiar mencapai target RPJMD sampai 2024, serta menselaraskan arah kebijakan daerah dengan arah kebijakan pembangunan propinsi dan nasional. Sikap ini harus didukung dengan enerjisitas dalam menerjemahkan isi RPJMD dengan menjalin kolaborasi, komunikasi dan koordinasi dengan para pihak dalam hal tata kelola pemerintahan dan masyarakat.

Selain itu, lanjut dia, memiliki imajinasi yang tinggi untuk melakukan terobosan-terobosan pembangunan sesuai tuntutan perkembangan teknologi digital serta keterampilan abad 21, seperti berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi dan berinovasi.

Menurut Doktor pada bidang sosiologi pendidikan ini, sebagai kabupaten dengan berbagai aset dan potensi kewilayahan strategis, Manggarai Timur memiliki tantangan berat pembangunan. Tantangan ini beririsan dengan beberapa dua isu penting.

Pertama: Pendidikan, Derajat Kesehatan dan Mutu hidup. Dikutip dari dokumen RPJMD Matim Seber, indeks Pendidikan Manggarai Timur masih berkisar pada poin 0,55 tahun 2019; 0,57, tahun 2021; tahun 2022, 0,59, dan target capaian tahun 2023 harus berada pada poin 0,60 dan tahun 20224 pada poin 0,62. Indeks Kesehatan tahun 2019 berada pada 0,738 poin, tahun 2021  0,754, tahun 2022 0,769 dan pada tahun 2023 harus mencapai 0,777 dan tahun 2024 harus mencapai 0,785. Persentase Penurunan Prevalensi Stunting  tahun 2019  18,70%, tahun 2021: 8,5%; tahun 2022, 8%, tahun 2023 harus mencapai 7,5%, dan tahun 2024, 7%. Persentase penuruan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), tahun 2019, 7,3%; tahun 2021, 5,91%; tahun 2022, 5,32%; tahun 2023 harus mencapai 4,79%; dan tahun 2024, 4,31%. Persentase Penuruan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) harus bergerak dari 0,95% menjadi kurang dari 0,95%.


Kedua, masalah infrastruktur seperti kondisi jalan yang rusak masih dominan Kondisi Geografis Wilayah (Jenis Tanah,Topografi, curah hujan), terbatasanya Kewenangan Pengelolaan Transportasi Udara, Kondisi jembatan yang rusak masih ada di beberapa titik lokasi, Moda Transportasi yang terbatas dan belum terintegrasi, Wilayah Yang Luas dan Sebaran Penduduk Yang Tidak Merata, Rendahnya Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Dasar Rendahnya Akses Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana, Rendahnya akses masyarakat terhadap informasi dan komunikasi, Keterbatasan Anggaran untuk pembangunan infrastruktur, Jumlah Daerah Irigasi, Alokasi anggaran untuk sektor irigasi masih terbatas,  Belum optimal pengawas kwalitas dan kwantitas pelaksanaan pengembangan irigasi, Belum optimalnya pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif, Penguatan Kearifan lokal dan partisipasi masyarakat sangat kurang.

Selain dua isu penting ini, kata Mantovanny, ada beberapa isu lainnya yang harus mendapat perhatian dari pemimpin Manggarai Timur yang diangkat dalam acara penyampaian visi-misi ini, yakni:

Pertama, menyelaraskan arah Pembangunan Kabupaten Manggarai Timur dengan arah pembangun Nasional dan arah Pembangunan Provinsi NTT, di mana tahun 2022 fokus pada isu Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya Lokal Pertanian, dan tahun 2023 pada isu Pengarusutamaan Budaya berbasis penguatan modal sosial dalam rangka meningkatkan daya saing masyarakat.

Kedua, Manggarai Timur dan Manggarai memiliki hubungan erat secara geokultural dengan Manggarai Barat, Labuan Bajo yang terkenal dengan pariwisata super premiumnya. Bukan tidak mungkin Manggarai Timur sudah dan akan mengalami kecipratan dari arus masuk wisatawan. Kedatangan wisatawan ini sudah pasti berdampak pada peningkatan pendapatan bagi daerah dan memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat, terutama yang berada di sekitar lokasi wisata.

Ketiga, Meningkatnya jumlah insidensi sosial moral seperti bunuh diri, pemerkosaan, Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), pernikahan dini, dan seks pra nikah di kalangan remaja, menjadi factor penghambat dalam membangun masyarakat Manggarai Timur, yang juga berdampak pada rendahnya Human Capital Index (HCI) secara nasional. Keempat, Manggarai timur merupakan salah satu Kabupaten yang sangat reponsif terhadap kebijakan Merdeka Belajar, Kurikulum Merdeka.

Lebih jauh menurut dia, sekitar 40-an sekolah  menjadi bagian dari program Sekolah Penggerak, dan cukup banyak guru yang yang terlibat di dalamnya. Responsivitas ini, tentu bertolak dari kebijakan pemerintah daerah yang memberi perhatian penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia, terutama melalui peningkatan kualitas pendidikan.