Puisi  

Kau dan Senja

Oleh: Fransiska Xaveria Cabrini Olang

Ketika senja menitipkan pilu
pada tiap bait puisi yang ku dengar
Kau menjadi orang pertama yang
meneteskan pilu pada raut wajahku
Apakah semesta mengijinkan aku
Kembali menulis tentangmu?

Aku tak tahu
Dan ketika kau berlalu
Aku beradu dengan rindu yang mulai menderu
Setelah kau seolah menjadi jingga pada senja
Dan aku menjelma warna di ujung langit utara
Kisah seakan bercerita padaku
Tentang rindu yang masih membelenggu
Tentang ego yang berlalu seperti membawa
Kisah penuh ambigu

Puan
Dilorong tubuh mu kau berteriak
Membela egomu
Kau tau bahwa tak ada
Yang mengaharpakan itu
Tidakah alam mendengarkan jeritanmu?

Puan
Lembut lirih doamu
Melebur dalam satu sabda jiwamu
Tatkalah kau menapaki sudut jiwamu yang kacau
Kini kau sematkan airmata
Pada sebaris luka

Puan
Rintik yang luruh
Hanyutkan puisi-puisimu
Kau terdiam menatap sang nakodah luka
Seperti merakit pilu menuju matamu

Wahai puan
Tataplah cahaya di ujung purnama jiwamu
Tuntun hatimu  hingga tiba bahagia
Kaulah elok yang terbuai luka
Kaulah gemuali yang tergores aniaya kata

Desa Haju