Menyangkut Kenaikan Harga Beras yang Meroket, Pemda Mabar Buka Suara

Foto: dr. Yulianus Weng, M.Kes. (Wakil Bupati Kab. Mabar) Doc. Istimewa

Labuan Bajo, gardantt.id – Beberapa hari belakangan ini, masyarakat Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT mengeluh dengan kenaikan harga beras yang melambung tinggi. Harga beras yang sebelumnya berkisaran pada Rp10.000,00 hingga Rp12.000.00. per Kilo gram (Kg), kini melambung hingga mencapai Rp15.000,00/Kg.

Terkait ini, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), buka suara. Melalui Wakil Bupati dr. Yulianus Weng, menyampaikan bahwa pemerintah melalui dinas terkait akan berkordinasi dengan Perusahaan Umum (Perum) Bulog untuk mengkaji dan mengambil langkah solutif.

“Kita akan berkordinasi dengan dinas terkait, yaitu Dinas Pertanian dan Kethanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil menengah (red: PERIDAGKOP) serta Perum Bulog Kabupaten Manggarai Barat untuk mengkaji dan menemukan solusi terkait itu.” jelas Wakil Bupati Mabar pada Senin, (6/3) melalui sambungan telepon cellular dengan media gardantt.id.

Ia juga mengatakan bahwa kondisi ini pemerintah akan segera mengambil sikap untuk mengecek lansung pergerakan pasar terkait harga beras, serta mengecek lansung stok pangan yang dimiliki oleh kabupaten Manggarai Barat.

“Kita akan turun lansung untuk melakukan operasi pasar dalam pengendalian harga serta mengecek ketersedian stok pangan seperti di Kecamatan Lembor, Lembor Selatan dan Boleng.” Katanya.

EB 02 di Kabupaten Mabar tersebut mengakui bahwa stok beras berdasarkan laporan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menyatakan stok pangan Kabupaten Mabar cukup memadai.

Namun karena cuaca yang memburuk yang menyebabkan proses penyaluran Stok Pangan terhambat. Penyaluran yang dimaksudnya adalah proses penjemuran gabah sampai pada proses penggilingan. Hal itu terhambat karena Selma ini curah hujan cukup tinggi setiap hari.

“Dalam laporan  Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan menyatakan bahwa stok pangan kita cukup memadai. Namun, curah hujan setiap hari membuat terhambat penyalurannya. Mulai dari proses penjemuran hingga pada proses penggilingan. Tetapi kami akan kembali cek lansung.” tutur dr. Yulianus Weng.

Desa Haju