Pemberdayaan Perempuan, Puskesmas Poned dan Profesionalisme Bidan Merupakan Intervensi Terbaik Mengatasi Kematian Ibu dan Anak Maupun Stunting di NTT

Foto: Konstantinus Hati, S.ST.,M.Kes/Kabid Kesetaraan Gender dan Perlindungan Hak Perempuan Pada Dinas P2KBP3A Kabupaten Manggarai

Adapun persoalan dalam kematian ibu dan anak antara lain rendahnya kesadaran untuk berperilaku positif dalam kesehatan, rendahnya ketersediaan SDM kesehatan khususnya bidan terlatih, terbatasnya Puskesmas PONED, tidak berkesinambungnya managemen Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi baik terhadap intervensi langsung oleh Leading sector maupun proyek intervensi yang dilakukan oleh berbagai Lembaga privat yang peduli dengan kesehatan Ibu dan Anak. Selain persolan di atas ada persolan yang berhubungan langsung menjadi penyebab kematian ibu dan anak seperti perdarahan, tekanan darah tinggi, anemia, keracunan kehamilan, gawat janin, terlambat rujukan.

Solusi terbaik untuk mengatasi kematian ibu dan anak adalah management intervensi proyek yang berkesinambungan, pemberdayaan perempuan menjadi terminal intervensi gizi dan kesehatan dalam keluarga, perbaikan kualitas sarana prasarana pelayanan tingkat dasar dan perbaiki kualitas Sumber Daya Kesehatan terutama tenaga Bidan di lapangan dan Rumah sakit. Saat ini, proyek MOMENTUM proyek dari USAID hadir di NTT untuk menggandeng lagi Pemerintah NTT dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak. Moving Integrated Quality Maternal New Born and Child Health and Family Planing and Reproductive Health Service atau MOMENTUM akan mementori bidang kesehatan yaitu Puskesmas dan Rumah sakit dalam berintegrasi memperbaiki kesehatan ibu dan anak di NTT. Roadmap MOMENTUM sampai dengan tahun 2024. Proyek USAID ini meliputi 3 poin pokok yang diterapkan yaitu MOMENTUM integrated health resiliensi atau upaya strategi ketahanan kesehatan terintegritas yang berfokus menyuarakan kesehatan ibu dan anak, MOMENTUM country and Leadership yang berfokus pada target dan kapasitas pembangunan, dialog politik pembangunan kesehatan ibu dan anak, MOMENTUM private healthcare delivery yang berfokus pada secara berangsur meningkatkan kemampuan dan permintaan serta  kesediaan   data kejadian kesehatan ibu dan anak secara berkualitas, kesadaran perawatan keluarga, ibu hamil, ibu nifas, bayi bar lahir, ibu menyusui, kesehatan anak dan informasi kesehatan Bersama masyarakat menjadi satu paket promosi yang akan dijalankan melaui pendampingan sampai tahun 2024.

Solusi pertama: kualitas dan kesinambungan management proyek intervensi. Sekian banyak proyek yang sudah melakukan intervensi terhadap kesehatan ibu dan anak di NTT seperti PML, Sister hospital, AIPMNH, desa siaga, akreditasi puskesmas dan kini MOMENTUM proyek USAID. Kesemua proyek intervensi ini sangat bermanfaat apabila tidak berhenti saja pada roadmap atau peta waktu yang telah mereka tentukan unutk mendampingi. Untuk bisa membina system pembangunan yang berkelanjutan perlu kita pakai atau adopsi strategi yang telah dibina oleh pihak proyek setelah kita ditinggalkan. Kita harus menghidupkan kembali secara terus menerus intervensi yang telah dibina. Bentuk penggunaannya harus mulai dari perencanaan (P1), pelaksanaan(P2) dan Penilaian dan pengukuran atau evaluasi(P3). Semua intervensi proyek itu kita masukan ke dalam anggaran program dan kegiatan melalui Badan Perencanaan Pembangunan penelitian dan Pengembangan secara sustainable sehingga akan nampak perubahan perilaku masyarakat ke perilaku hidup sehat, kualitas SDM kesehatan yang kualitas, kuantitas dan merata serta disiplin kerja yang menjadi habid atau kebiasaan. Bukan suam-suam kuku lalu berhenti.

Solusi kedua: upaya pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan merupakan upaya strategis mencerdasakan anak bangsa dan memperbaiki ekonomi dan kesehatan. Pengendalian perilaku anak bangsa harus mulai dari sel sebuah Negara. Sel sebuah negara adalah keluarga. Dan terminal semua kekuatan ada pada seorang perempuan. Dalam undanga-undang nomor 52 tahun 2009 tentang pembangunan keluarga terdapat empat pilar yaitu pendewasaan perkawinan, pembatasan kelahiran, ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga. Terhadap ke-empat pilar ini perlu kita perluasan informasi perilaku sehat melalui perempuan. Seorang perempuan harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan, pengelolaan keuangan keluarga, Pendidikan anak, kemampuan mengendalikan suami yang berjudi dan merokok dan malas. Dari perempuan akan lahir perubahan perilaku positip, melahirkan kasih sayang dan kelemahlembutan sehingga anak bertumbuh dengan sehat karena asupan gizi dan kasih sayang yang baik. Kematangan pengetahuan perempuan akan membantu suami dalam akses ekonomi, control ekonomi, partisipasi dalam ekonomi keluarga dan kemampuan manfaat ekonomi yang tepat.