Kesaksian Penganiayaan Warga Ndoso

LBH saat Mendampingi Korban di Polsek Kuwus

Kesakasian Kades Sipri Mandut atas Peristiwa Penganiayaan Yosef

Kepala Desa Golo Poleng, Sipri Mandut dikediamannya di Siri Mese kepda GardaNTT.id mengaku, sangat kaget atas pemberitaan yang muncul di media sosial terkait pemberitaan penganiayaan sampai terjadi ada dampak terhadap Yosef.

“Terima kasih kepada teman media, dari Garda NTT dan dari Media Indonesia, jadi ucapan terimakasih ini, karena selama ini saya juga kaget, karena selama ini muncul saja di media soal pemberitaanya sampai terjadi ada dampak terhadap si kraeng Yosef,” kata Sipri

Terkait kejadian itu kata Sipri, awal mulanya, tepat hari selasa sekitar jam sebelas siang ke atas, salah satu anak muda bersama dampingannya, namanya Ovaldus Sarong. Menurut cerita si Vendi ini.

Ket. foto: Kepala Desa Golo Poleng. Siprianus Mandut/Dok. GardaNTT.id

Kraeng Kepala (Kepala Desa, red.) tadi pagi ini saya pergi kerumah teman melewati rumah kraeng Yosef, terus saya pergi pake sepeda motor ”memang motornya agak resing,” terang Sipri.

Begitu saya balek, ketemu dengan teman saya, motor saya tepatnya memang di depan rumah si Yosef.  ‘katanya, di situ macet, macetnya karena apa? Ia jawab sesak minyak katanya’ Begitu dia beberapa kali coba star dan ternyata motornya tidak bisa hidup lagi, si Vendi ini dorong.

Kades Sipri juga menjelaskan kalau Vendi dorong motornya sekitar 30 meter dari rumah si Yosef dan parkir di rumah tetangganya.

“Sampai disitu si Vendi ini dia sudah parkir standard dua dan langsung menuju rumah keluarganya om Ian Aben, di dalamnya juga ada Oswaldus Sarong,” tutur Sipri

Begitu si Vendi mau masuk rumah, Yosef ini dia tegur, tegur si Vendi dengan kata- kata kotor. Si Vendi ini tidak menjawab. Langsung si Yosef menghampiri si Vendi dan pukul.

“Vendi langsung lukanya di bagian bibir dan kiri kanan kepala juga ada luka, di bagian belakang punggungnya juga ada luka,” jelas Kades Sipri

Ia juga mengatakan, menurut saksinya si Oswaldus Sarong Vendi sempat pinsan.

“Dia sempat pingsan, sempat liat ada bekas daranya di setapak,” tutur sipri

Begitu si Vendi ini sadarkan diri, kata Sipri, langsung si Osvaldus Sarong menghampiri Vendi.

“Ia (Vendi.red) bilang tolong saya, saya tadi di pukul sama si Yosef, langsung mereka antar si Vendi ini ke rumah hari selasa itu juga,” jelasnya

Sipri mengatakan, sampai dirumah (Rumah Kades.red), kami masih ada kerjaan waktu itu untuk persiapan pemilihan BPD, si Vendi ini dia dengan menangis sambil teriak minta tolong.

“Dia teriak minta tolong kepada saya, tolong hubungi polisi, saya dipukul oleh si yosef, terang Sipri meniru perkataan Vendi

Kades Sipri mengatakan, melihat model lukanya, ia tidak berani menyelesaikan.

“Karena model kasus ini adalah kriminal kalau perdata mungkin,” bebernya

Sipri mengaku kalau dirinya menyuru Vendi untuk lapor ke Polsek Kuwus.

“Saya kasi tau, begini suda, kamu langsung kasi tau ke Polsek, lalu dia bilang kami tidak punya nomor telfon, kami meminta bantuan sama kraeng kepala (Kepala Desa.red) saja,” Jelasnya

“Sebelum saya informasi ke Polsek, ini keluarganya dari Rahong, bapanya Vendi ini istri dua, satunya di Rahong, satunya di sini. Namanya om Pet Rama. Dia telepon saya, Kraeng kepala jangan dulu urus masalah ini, kami harus balas dendam dulu, kami mau pakai oto bawa dengan bensin.” Kata Sipri

Dari pada terjadi pertumpahan dara di sini, langsung saya informasikan ke sana.

“Syukurnya waktu itu pak langsung Polisi dan Tentara cepat datang,” ungkapnya

“Begitu Polisi dan Tentara itu datang, turun sampai desa, langsung mereka tanya saya, kami ke alamat nama pelaku itu, langsung saya antar pak, sampai disana, begitu suda di rumahnya si om Yosef ini dia persis tidak ada ditempat, dia ke kebun,” Jelasnya.

Persis jarak rumah si Yosef dan saksi si Osvaldus Sarong di perkirakan 30 meter. Sebelum Yosef datang kami singgah di rumahnya Osvaldus Sarong, kami minum kopi. Belum abis kopi langsung ketemu si Yosef, dan pak Bili (Polisi mengaku buser.red) ketemu dia.

Ia mengaku, pak Polisi dan Tentara antar dia ke rumah saya, sampai disini kami dulu makan, sementara makan, salah satu Tentara namanya pak Ferdi, dia bilang, “pak Kades bagaimana sudah. Pak ini bukan kewenangan saya. Ini sudah Kepolisian punya. Bagusnya, ambil keterangan langsung di sana pak. Sekilas itu saja ceritanya.” tutur Sipri

Jadi, Upaya mediasi pertama di Polsek sampai belum ada titik terang, dan dua malam lalu di rumah keluarganya di Ruteng di rumah bapak Basilius Baso untuk hal yang sama yaitu bermediasi.

“Istilah Manggarainya Wunis Peheng, di situ kami mampunya 15 juta,” terangnya