Saksi Kunci Kasus Korupsi Diduga Dibakar Hidup-hidup, Imam Katolik Dorong Polisi Usut Tuntas

Semarang, GardaNTT.id – Seorang imam Katolik ikut mendorong polisi mengusut tuntas kasus kematian seorang pegawai negeri beragama Katolik di Semarang, Jawa Tengah yang tewas setelah diduga dibakar, yang disebut-sebut sebagai saksi kunci dalam sebuah kasus dugaan korupsi.

Paulus Iwan Boedi Prasetijo, (51) yang bertugas di kantor Pemerintahan Kota Semarang Kota Semarang, dimakamkan pada 22 September setelah ditemukan tewas terbakar pada 8 September.

Jenazahnya ditemukan hangus oleh pekerja yang hendak membersihkan semak-semak di pinggiran kota sedangkan tangan kiri dan kanan serta kaki kanannya kemudian ditemukan setelah dilakukan pencarian di sekitar lokasi.

Polisi mengatakan dia hilang sejak 24 Agustus, sehari sebelum dia dijadwalkan untuk diperiksa sebagai saksi kunci dalam dugaan korupsi pengadaan tanah di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Semarang, tempat dia bekerja, yang dilaporkan sebuah LSM pada bulan April.

Iwan telah memberikan keterangan awal kepada polisi dan menyatakan bersedia memberikan keterangan lebih lanjut yang dibutuhkan penyidik, menurut polisi.

Romo Aloysius Budi Purnomo, Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Kevikepan Semarang, Keuskupan Agung Semarang mengatakan kasus itu mesti diusut tuntas apalagi ini diduga terkait dengan status Iwan sebagai saksi kunci kasus dugaan korupsi.

“Kematian dengan cara yang tragis ini memprihatinkan kita semua, mengusik hati nurani kita, martabat kemanusiaan kita diinjak-injak,” katannya dalam sebuah pernyataan.

“Dalam konteks keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan, kita semua mendukung upaya-upaya kepolisian [mengusut kasus ini],” katanya.

Romo Budi sempat mendatangi keluarga korban dan memimpin doa saat jenazah diserahkan kepada keluarga pada 20 September.

Ia pun mengimbau kepada para pelaku untuk segera menyerahkan diri.

“Prinsip iman kita bukan balas dendam, melainkan menegakkan keadilan dan kebenaran,” katanya.

Sementara itu, Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro yang memimpin upacara pemberkatan jenazah sebelum dimakamkan pada 22 September mengatakan, almarhum telah memberi kesaksian tentang hidup yang jujur, meski resiko nyawa menjadi korban.

“Ia jadi pahlawan bagi bangsa dan negara. Almarhum menjadi pahlawan kemanusiaan. Ia membela kejujuran dan hak-hak hidup banyak orang,” jelasnya.

Ia menambahkanm Budi layak disematkan gelar sebagai sebagai Martir Gereja Katolik masa kini.

“Bagi gereja, beliau adalah martir kemanusiaan, pembelaan iman, kemanusiaan, kejujuran, kebenaran serta keadilan,” tandasnya dalam upacara yang digelar di rumah persemayaman di RS Elisabeth Semarang.

Theresia Onee Anggarawati, isteri Iwan mengatakan, ia percaya polisi sedang melakukan kerja keras untuk memburu dan menyelidiki pembunuhan ini.

“Jangan sampai ada Iwan-Iwan lain yang seperti ini,” katanya.

Kapolda Jateng, Djhandani Rahardjo Puro telah mengatakan bahwa kemungkinan besar Iwan dibunuh.

Ia menjelaskan, sejauh ini mereka telah menanyai 14 orang terkait kematiannya, termasuk delapan anggota keluarga, tiga rekannya dan tiga orang yang menemukan jasadnya.

Pemerintah Kota Semarang telah menyatakan akan membantu biaya pendididikan dua anak Iwan.

Sumber: indonesia.ucanews.com