Selamatkan “Hutan Bowosie” Selamatkan Bumi

Hari ini, Kamis (22/4/2021) kita merayakan Hari Bumi sedunia (Earth Day). Tema Hari Bumi tahun ini adalah ‘Pulihkan Bumi Kita (Restore Our Earth)”. Fokus permenungannya adalah pemulihan ekosistem dunia melalui proses alami, teknologi hijau dan pemikiran inovatif.

Mengacu pada tema Hari Bumi itu, rencana alih fungsi kawasan Hutan Bowosie menjadi area investasi bisnis pariwisata, bukan contoh terbaik bagaimana memulihkan bumi. Alih-alih pemulihan, kebijakan itu justru ‘memperparah kerusakan bumi’. Sangat disayangkan bahwa di tengah gencarnya kampanye untuk ‘selamatkan hutan’, BPOLBF hadir sebagai antitesis dengan mengumandangkan lonceng penghancuran terhadap hutan.

Karena itu, sebelum nubuat tentang ‘datangnya malapetaka ekologi’, tidak ada pilihan lain: Lawan! Kita setuju bahwa BPOLBF diberi wewenang untuk ‘mengakselerasi’ proses kemajuan industri pariwisata yang berdampak pada perbaikan kondisi kesejahteraan masyarakat lokal.

Dengan demikian, BPOLBF semestinya fokus pada  upaya penataan infrastruktur di destinasi wisata alam dan budaya serta pelaksanaan proyek pemberdayaan atau peningkatan sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan lokal. Jadi, BPOLBF tidak boleh menjadi ‘agen perusak alam’ dengan mengedepankan argumen manipulatif, menciptakan destinasi wisata buatan yang dilengkapi dengan fasilitas bisnis wisata yang mewah.

Ketika ibu bumi kian renta (uzur), semestinya ada semacam panggilan etis-ekologis bagi kita untuk kembali ‘merawat dan memulihkan energinya’. Seruan untuk ‘memulihkan kondisi ibu Bumi” menjadi semacam imperatif kategoris bagi semua elemen masyarakat. Kita berharap BPOLBF ‘mengurungkan nafsunya’ untuk mengorbankan Hutan Bowosie demi mewujudkan agenda politis yang sudah didesain oleh pemerintah Pusat.

Desa Haju