Transformasi PMKRI: Membentuk Kader Intelektual Populis

Tujuan Transformasi Kaderisasi.

Pertama, Membina mentalitas iman sang kader agar sanggup melihat situasi hidup masyarakat dan hidup pribadi, dengan kaca mata Sang Putra Allah, yang rela melibatkan diri demi kesejahteraan umum dan peningkatan kesejahteraan umum.

Kedua, Menumbuhkan dan mengembangkan sikap batin tertentu, terjadi secara berkesinambungan, di dalam seluruh watak dan kepribadian.

Ketiga,  Memiliki kemampuan untuk berpikir sistematis, realistis, dialektis, logis-rasional, juga memiliki pengetahuan yang kokoh terhadap watak organisasi dan masa depan organisasi.

Seorang kader adalah yang berilmu tinggi, memiliki kesadaran sosial-kemasyarakatan, yang jelih melihat dan menanggapi kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara.

 Kader PMKRI harus berwawasan kebangsaan, meletakan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara di atas segala kepentingan pribadi dan organisasi.

Memiliki motivasi yang tinggi dan spiritualitas yang benar melihat yang Ilahi dalam masalah duniawi secara konsekuen dalam mengikuti Yesus Sang pembebas bagi tegaknya Kerajaan Allah untuk mewujudkan tujuan penciptaan.

Dalam suatu kaderisasi, sang kader harus dimatangkan, sampai ia bisa mematangkan dirinya sendiri, yaitu mengintrisikan motivasi perjuangan, mengedepankan motivasi itu ke dalam kematangan jiwa-raganya.

Orientasi Peran Kaderisasi

Kaderisasi memang merupakan warna dominan pada kegiatan-kegiatan pemuda dan mahasiswa di Indonesia. Seluruh proses kegiatan suatu organisasi kaum muda pada dasarnya merupakan pengaderan bagi anggotanya.

Semakin banyak kegiatan organisasi, lebih-lebih yang dirancang secara khusus untuk program pengaderan maka makin baik pengaderanya pada peningkatan kualitas kader-kader itu sendiri.

Pola kaderisasi yang dikembangkan selalu disesuaikan dengan tuntutan zaman. Maka tidak dapat disangkal bahwa dewasa ini arus umum transformasi kaderisasi diarahkan pada dalam bidang apapun.

Orientasi kaderisasi dihampir semua ormas pemuda termasuk PMKRI adalah pembinaan dan pengembangan bentuk kepemimpinan.

Kepemimpinan  yang dimaksudkan di sini adalah kepemimpinan pada posisi  baik di lembaga kenegaraan maupun kemasyarakatan[1]

Oleh karen itu maka orientasi pengaderan sendiri mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

Kepentingan jangka pendek program kaderisasi dalam setiap ormas pemuda termasuk PMKRI untuk memperbanyak jumlah kader yang dapat memelihara keseimbangan dalam organisasi.

Sedangkan pembinaan kader dalam jangka panjang seperti pembinaan calon-calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Dan untuk mendapatkan kader pembinaan yang tangguh maka orientasi pengaderan terarah kepada kader yang memiliki wawasan kebangsaan dan wawasan keimanan.

Sebagai organisasi mahasiswa yang dijiwai nilai-nilai kekatolikan, transformasi PMKRI konsisten untuk terlibat dalam membela kepentingan rakyat.

Bersama dengan seluruh elemen bangsa, kader PMKRI mesti menyikapi situasi dan kondisi bangsa demi mewujudkan keadilan sosial dan kemanusiaan serta peesaudaraan sejati.[2]

Kader PMKRI adalah sarjana yang ahli (aspek kemahasiswaan) dan sarjana yang katolik serta sarjana yang pancasialis.

Sarjana dengan kualitas seperti ini adalah putra-putri bangsa yang mampu memenuhi tuntutan Anggaran Dasar PMKRI dan adalah harapan umat Katolik Indonesia.

Desa Haju