Puisi  

Untuk Ama Jokowi

Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Engkau datang disaat mata kami kabur karena air mata.

Mungkin juga sudah tak ada lagi mata air. Suara kami serak karena menangis.

Oleh: Jeremy Imanuell Udjan

Selamat Datang di Lembata

Sepuluh jari kami menyambut datangmu,

Hati kami yang teluka memelukmu erat sambil berbisik lirih “Pana Pai Gawe Gere, Pia Maten Lolo” (Selamat datang, silahkan duduk diatas mayat)

Baca Juga : PMKRI Berduka, Kehilangan Ketua Forkoma PMKRI Se-NTT
Baca Juga : Lembata Berduka, Bupati Tetapkan Status Darurat

Ama Jokowi

Tanah kami kotor, tidak pantas untuk telapak kakimu.

Hati kami kotor, bengkok, tidak selurus hatimu.

Ama e..

Engkau datang disaat mata kami kabur karena air mata. Mungkin juga sudah tak ada lagi mata air. Suara kami serak karena menangis.

Ama Jokowi

Engkau datang tanpa gunting pita,

Engkau datang tanpa tarian selamat datang,

Engkau datang tanpa suara gong dan gendang.

Engkau datang disambut tangisan.

Suara ambulance mewakili suara kami.

Kain tenun yang harus kami hadiahkan untukmu, telah berubah menjadi kain kafan.

Ama e..

Jo Engko nanti tidur di mana???

Kami sudah tidak punya rumah. Semua…ya semua sudah dalam tanah.

Baca Juga : Sebuah Kios di Golowelu Kuwus, Hangus Dilalap Si Jago Merah
Baca Juga : Mantan Bupati Manggarai, Deno Kamelus Tutup Usia di RS Siloam Labuan Bajo

Ama Jokowi

Jo Engko makan apa kalau sudah di Lembata?

Tidak ada Jagung Titi. Mama-mama yang Titi Jagung sudah jadi bangkai. Bapa mau minum apa? Yang iris tuak sudah hanyut bersama dengan pohon Koli.

Ama e..

Jangan bawa sepeda karena anak-anak kami yang mengayuh sudah tidak ada. Silahkan ngecek sendiri kalau tidak percaya. Mereka sudah pergi! Mereka hilaaaaaang!!! Mereka matiiiiii.

Ama e..

Selamat datang di tanah leluhur kami. Terima kasih Engkau mau datang menghapus air mata kami.

Saya percaya, cukup dengan melewati dan melihat Ibu kota Lewoleba, Engkau sudah bisa tahu BETAPA MENDERITANYA KAMI DI PEDALAMAN. Engkau punya mata hati yang mampu melihat yang tersembunyi.

Engkau akan didampingi Para Pejabat dan Anggota DPRD, tapi saya yakin Haqul-Yaqin Engkau bisa melihat mana yang mengabdi untuk rakyat dan mana yang mencari uang di tengah kemiskinan rakyat.

Semoga ada dan hadirmu adalah jawaban atas rintihan dan ratapan Ribu-Ratu (Rakyat) yang yang berteriak dalam diam didalam rumah Leluhur kami sendiri, Lembata.

Baca Juga : Tinjau NTT, Panglima TNI dan Kapolri Fokus Evakuasi Korban dan Kirim Bantuan
Baca Juga : Kedatangan Kapolri di NTT, PMKRI Kupang Gelar Aksi Spontan di Depan Polda NTT

Untuk Para Keluarga Korban Bencana

Menangislah karena memang kita hanya bisa menangis bersama. Semoga Tuhan memeluk dan menguatkan kalian. Percayalah, Selalu Ada Berkat Yang Tersembunyi Dibalik Musibah, Amin

Teristimewa Untuk Para Korban Bencana

Minta ampun dan maafkan telinga kami yang tak sempat mendengar jeritan minta tolongmu. Minta ampun dan maafkan tangan kami yang tak sempat memeluk jasadmu.

Kalian bukan korban bencana. Bagi saya, kalian adalah pahlawan yang mampu menghadirkan seorang Presiden di kabupatenyang paling miskin

Kalian juga bukan hanya korban banjir dan longsor. Jika setelah kedatangan Presiden di Lembata lalu ada perhatian serius untuk pembangunan maka kalian adalah para martir yang rela mati demi pembangunan Lembata.

Dan…

Saya, kami semua yang kalian tinggalkan tanpa pamit itu percaya : Terang Paskah di hari kematianmu, akan menjadi Cahaya Baru untuk Lembata.

Baca Juga : Kapolda NTT Diminta Copot Kapolres Mabar Terkait Dugaan Intimidasi Ketua PMKRI Ruteng
Baca Juga : Mungkin Tuhan Mulai Bosan?

Saya dan Kami berjanji, Diatas Puing dan Tumpukan Tulang-Belulangmu akan kami dirikan Oring Bele Tite – Rumah Masa Depan Lembata Kita yang penuh Persaudaraan dan Kejujuran.

Selamat jalan Saudara-Saudari Kandungku Lembata. Semoga tanah tempat kalian dikuburkan, menumbuhkan Harapan Baru, melahirkan generasi baru yang tegar dan bermartabat

Kalian yang terbaring antara banjir, lumpur dan bebatuan, semoga Tuhan mengangkatmu dari genangan lumpur dosa dan memberikan tempat yang layak di Sisi-Nya. Semoga Husnul Khatimah, Amin.

(Bekasi, 8 April ’21)

Hormat, Duka ,Doa dan

Dekapku Untukmu,

Lewotanah – Lembata

Desa Haju