GardaNTT.id – Berkunjung ke Pasar Ampel tak hanya bisa jajan yang tradisional saja, tapi juga bisa menemukan penjual kebab. Sang penjual berasal dari Syria dan menawarkan cita rasa kebab autentik.
Pasar Ampel dikenal sebagai kampung Arab oleh warga sekitar Surabaya. Tempat ini juga menawarkan wisata religi yang pas sekali dikunjungi saat bulan Ramadan.
Pengunjung akan dibawa ke ujung jalan gapura pintu masuk kompleks wisata religi Sunan Ampel, kemudian berbelok ke arah kompleks makam Raden Rahmat.
Dari sekitar 20 meter, aroma dari daging ayam dan sapi panggang yang sudah dicampur rempah-rempah khas mulai tercium gurih membekas di hidung.
Daging ayam yang dipanggang memutar di atas mesin besi mencuri perhatian. Diiris tipis-tipis menggunakan mesin pemotong untuk menciptakan tekstur tipis, halus, dan lembut.
Beberapa kulit tortilla yang tidak terlalu tebal dijejer memanjang di atas meja gerobak. Kemudian, ditimpa selada dan potongan daging ayam dan sapi panggang yang sudah dibumbui.
Berbeda dari kebab pada umumnya, penjual kebab Suriah juga menawarkan pelanggan isian kentang goreng, lalu disiram dengan saus bawang khas berwarna putih.
Kulit tortilla yang sudah diisi oleh beberapa kondimen lalu digulung dan dipanggang di atas wajan datar tanpa menambahkan minyak atau mentega.
Dengan kematangan pas, kulit kebab yang membungkus isian daging dan sayur mulai terlihat berwarna coklat gelap di sebagian sisinya.
Hasan (31), pria kelahiran Suriah yang fasih berbahasa Indonesia, menjual kebab dengan resep khas negaranya sudah sejak beberapa tahun terakhir.
“Saya di Indonesia sudah tujuh tahun dan jual kebab sudah lima tahun,” kata dia, yang dilansir dari Kompas.com Jumat (7/3/2025).
Tidak hanya Hasan, beberapa temannya satu negara sebelumnya juga menjual menu yang sama, memperkenalkan kuliner khas negara di Timur Tengah. Ini terasa berbeda karena semua kondimen dibuat sendiri secara homemade, bukan hasil olahan pabrik.
“Kita beda dari rempah-rempah dan kulitnya kita produksi sendiri. Ini memang khas Suriah kebabnya, bukan olahan sini, itu bedanya,” ucap Hasan yang sibuk melayani pelanggan.
Selain itu, pria yang kini tinggal di kawasan Ampel Surabaya tersebut juga mengaku, sebagian bumbunya diimpor langsung dari Suriah untuk menciptakan yang otentik.
“Rempah-rempahnya ada yang impor dan ada yang didapat di sini. Yang bikin beda juga dari garlic sauce,” sambung dia.
Tak hanya mencampur bawang putih serta daun bawang, Hasan juga menambahkan ketumbar dan jintan hitam untuk memperkuat rasa. Satu gigitan kebab Suriah di Ampel Surabaya membuat lidah menebak-nebak rasa yang paling menonjol. Aroma daging yang gurih tidak membuat saus bawang berhenti berfungsi sebagai bumbu dasar.
Kulit tortilla yang tidak terlalu tebal masih bertekstur ringan dan lentur. Begitu pula pada rasa daging ayam dan sapi yang dipanggang selama berjam-jam hingga terasa empuk tidak dapat disembunyikan.
Dalam sehari, Hasan mengaku bisa menjual kebab Suriah sekitar 100-700 potong. Belum lagi jika momen-momen tertentu makam Sunan Ampel ramai peziarah, membuat kebab ini semakin banjir pembeli.