Israel Blokir Masuknya Semua Bantuan Kemanusiaan Gaza Untuk Menekan Hamas, Ini Alasannya

Israel

GardaNTT.id – Menghadapi kritik tajam dari seluruh dunia karena menghentikan masuknya semua bantuan makanan dan pasokan lainnya ke Gaza pada Ahad.

Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata untuk menekan Hamas agar menerima proposal gencatan senjata sepihak yang diusung Amerika Serikat.

Warga Palestina yang tinggal di Gaza mengatakan mereka khawatir akan kekurangan pangan dan kenaikan harga setelah Israel menghentikan masuknya bantuan ke wilayah tersebut.

Pemblokiran dilakukan untuk menekan Hamas agar menyetujui persyaratan perpanjangan gencatan senjata. Pengumuman Israel pada Minggu berdampak langsung, dan menimbulkan kenaikan harga di pasar-pasar di seluruh Jalur Gaza.

Israel menghadapi kritik tajam karena menghentikan masuknya semua makanan dan pasokan penting lainnya ke Gaza, Minggu (2/3/2025).

Penghentian pasokan makanan dan barang-barang penting lainnya ini dilakukan Israel untuk menekan Hamas agar menerima proposal gencatan senjata tahap kedua yang diajukan Israel.

Mediator Mesir dan Qatar menuduh Israel telah melanggar hukum humaniter dengan menggunakan kelaparan sebagai senjata untuk menekan pihak lawan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mendesak semua pihak untuk melakukan segala upaya guna mencegah kembalinya perseteruan di Gaza.

“Ia juga menyerukan agar bantuan kemanusiaan segera mengalir kembali ke Gaza dan agar semua sandera dibebaskan,” kata Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric, yang dilansir dari Kompas.TV Jumat (7/3/2025).

Lima kelompok nonpemerintah meminta Mahkamah Agung Israel untuk mengeluarkan perintah sementara yang melarang negara itu mencegah bantuan memasuki Gaza, dengan mengklaim bahwa tindakan itu melanggar kewajiban Israel berdasarkan hukum internasional.

Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa proposal baru AS menyerukan perpanjangan fase pertama gencatan senjata hingga Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi, yang berakhir pada tanggal 20 April.

Berdasarkan proposal tersebut, Hamas diminta untuk membebaskan setengah dari sandera pada hari pertama gencatan senjata dan sisa sandera akan dibebaskan ketika kesepakatan mengenai gencatan senjata permanen tercapai.

Hingga kini, Hamas masih menyandera 59 orang, dan 35 di antaranya diyakini telah tewas.

Desa Haju