GardaNTT.id – Kanker kolon, yang biasanya lebih dikenal menyerang orang tua, kini semakin banyak ditemukan pada anak muda Indonesia. Fenomena ini menjadi perhatian serius para ahli medis, mengingat meningkatnya angka penderita kanker kolon di usia yang lebih muda, bahkan di bawah 40 tahun.
Sebuah tren yang menunjukkan bahwa faktor risiko kanker kolon tidak hanya terbatas pada usia lanjut, tetapi juga mulai menyasar kalangan anak muda.
Menurut data yang dihimpun oleh Asosiasi Gastroenterologi Indonesia (AGI), jumlah pasien muda yang didiagnosis kanker kolon dalam lima tahun terakhir meningkat lebih dari 20%. Fenomena ini mengkhawatirkan banyak pihak, terutama karena gejala awal kanker kolon sering kali tidak disadari dan cenderung dianggap remeh oleh sebagian besar orang.
Ari Fahrial Syam, guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RS Cipto Mangunkusumo, menyebut pasien umumnya datang saat kondisi sudah masuk stadium akhir.
“Umumnya pasien-pasien datang sudah di stadium akhir 3 dan 4, sudah bergejala itu sudah terlambat. Gejalanya bisa berak darah, susah BAB, muntah-muntah, itu kira-kira tumornya sudah besar, kanker, tumor ganas itu kan ada benjolan di usus yang jadi menutup,” kata Ari seperti dilaporkan detikHealth, seperi yang dikutip dari CNN Indonesia Sabtu (8/3/2025).
Kenali Gejala Awal Kanker Kolon
Gejala kanker kolon pada anak muda sering kali sulit dikenali, namun beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Perubahan Pola Buang Air Besar (BAB)
Salah satu tanda paling umum adalah perubahan pola buang air besar, seperti diare atau sembelit yang berlangsung lebih dari seminggu. Selain itu, sering merasa tidak tuntas setelah buang air besar juga bisa menjadi tanda peringatan.
2. Nyeri Perut dan Kram
Rasa nyeri atau kram perut yang berlangsung terus-menerus dan tidak kunjung hilang bisa menjadi indikasi adanya masalah pada usus besar.
3. Pendarahan pada Pencernakan
Salah satu gejala yang paling mencolok adalah adanya darah pada tinja, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Pendarahan ini bisa terlihat merah terang atau bahkan hitam, tergantung dari letak tumor dalam kolon.
4. Penurunan Berat Badan yang Tidak Diketahui Penyebabnya
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan meskipun pola makan tidak berubah bisa menjadi tanda adanya kanker kolon.
5. Kelelahan Berlebih
Kanker kolon dapat menyebabkan kelelahan yang tidak wajar, bahkan setelah cukup tidur. Perasaan lemas ini bisa menjadi gejala awal yang perlu diperhatikan.
Faktor Risiko pada Anak Muda
Meskipun kanker kolon umumnya lebih sering ditemukan pada usia 50 tahun ke atas, pola makan tidak sehat, gaya hidup kurang aktif, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker kolon pada anak muda. Selain itu, faktor genetika juga turut berperan. Jika ada riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, anak muda berisiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
Pentingnya Deteksi Dini
Mendeteksi kanker kolon sejak dini adalah kunci utama dalam penanganan dan kesembuhan. Banyak orang, terutama anak muda, yang enggan memeriksakan diri karena merasa gejala yang dialami belum cukup mengkhawatirkan. Padahal, pemeriksaan rutin seperti tes darah tinja dan kolonoskopi dapat membantu menemukan kanker kolon pada tahap awal, di mana pengobatannya lebih efektif.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Para ahli medis menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi serat, mengurangi konsumsi daging merah, rajin berolahraga, serta tidak merokok atau mengonsumsi alkohol berlebihan. Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolon, disarankan untuk memulai pemeriksaan lebih dini, bahkan sebelum usia 40 tahun.
Dengan semakin banyaknya kasus kanker kolon pada anak muda, kesadaran akan pentingnya deteksi dini menjadi sangat vital. Jangan tunda untuk memeriksakan diri jika mengalami gejala yang mencurigakan, dan selalu ingat bahwa pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan.
Jaga Kesehatan, Kenali Gejalanya, dan Waspadai Risiko Kanker Kolon Sejak Dini!