GardaNTT.id – Belakangan ini, istilah “bilik asmara” mencuat menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Isu ini mencuri perhatian publik setelah puluhan narapidana kabur dari Lapas IIB Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara.
Penyebab utama kaburnya para napi, selain karena kondisi lapas yang overkapasitas, adalah tuntutan mereka agar disediakan fasilitas bilik asmara di dalam penjara. Lantas, apa sebenarnya bilik asmara itu dan seberapa penting fasilitas ini bagi para warga binaan?
Menurut ahli andrologi dan seksolog, Wimpie Pangkahila, ia mendukung usulan penyediaan bilik asmara di penjara. Menurutnya, ruang khusus ini sangat berguna, terutama ketika pasangan sah dari napi berkunjung.
Apa Itu Bilik Asmara di Penjara? Legalkah di Indonesia?
Wimpie menjelaskan bahwa fasilitas bilik asmara di lapas bisa memberikan kesempatan bagi pasangan napi untuk menghabiskan waktu berdua tanpa diganggu. “Saya pribadi setuju. Istri menengok, ada kesempatan untuk berdua, di kamar tanpa diganggu. Tapi kalau orang lain (selain pasangan sah) jangan,” ujar Wimpie dalam wawancaranya dengan CNNIndonesia.com pada Rabu (12/3).
Namun, ia juga menekankan bahwa penyaluran hasrat seksual tidak selalu harus dilakukan melalui hubungan seksual. Masturbasi, misalnya, dapat menjadi alternatif untuk menyalurkan hasrat seksual tanpa memerlukan pasangan.
Dampak Tidak Adanya Penyaluran Hasrat Seksual
Wimpie juga menjelaskan bahwa meskipun masturbasi bisa menjadi cara untuk menyalurkan keinginan seksual, sensasi yang didapatkan tidak akan sama dengan hubungan seks dengan pasangan. “Hubungan seks itu salah satu kebutuhan psikoseksual ya.
Kita menyebutnya psikoseksual karena ada unsur fisik tapi juga melibatkan perasaan. Jadi memang orang yang melakukan masturbasi tentu tidak merasakan kepuasan seperti yang dilakukan dengan pasangan yang diminati,” kata Wimpie.
Lalu, apakah seseorang bisa hidup tanpa hubungan seks? Menurut Wimpie, meskipun orang dewasa yang sehat bisa saja hidup tanpa hubungan seks dengan alternatif seperti masturbasi dampak psikologis yang ditimbulkan bisa cukup besar. Ketika penyaluran hasrat seksual sama sekali tidak ada dalam hidup, orang cenderung merasa stres.
“Yang paling banyak (dampaknya seperti) merasakan ketidakpuasan, stres, karena ketika orang berhubungan seks atau masturbasi puncaknya adalah orgasme. Orang kan merasakan tenang, rileks, (tapi) itu nggak ada, sebaliknya (merasa) stres, bingung, gelisah,” jelasnya, seperti yang dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (13/3/2025).
Mengingat Pentingnya Kesejahteraan Psikologis di Lapas
Permintaan bilik asmara oleh para napi memang bukanlah hal yang sepenuhnya baru, tetapi semakin banyak orang yang menyadari bahwa kesejahteraan psikologis para warga binaan perlu diperhatikan. Penyediaan fasilitas ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi stres yang mereka alami selama menjalani hukuman di dalam penjara.
Tentu saja, ada berbagai pandangan mengenai hal ini, baik dari sisi hukum, moral, maupun praktis. Namun, yang jelas, pembicaraan tentang pentingnya fasilitas seperti bilik asmara mencerminkan bahwa perhatian terhadap kebutuhan psikoseksual juga menjadi bagian dari proses pemulihan bagi napi di Indonesia.