GardaNTT.id – Maskapai Air Canada sedang berada di tengah sorotan publik setelah temuan mengejutkan bahwa beberapa armada pesawatnya menghapus nama Israel dari peta interaktif yang terpasang di sistem hiburan dalam penerbangan (IFE).
Sebagai gantinya, peta tersebut menampilkan nama “wilayah Palestina.” Insiden ini memicu kemarahan dan kebingungan di kalangan penumpang serta menimbulkan kontroversi besar, yang akhirnya memaksa maskapai asal Kanada itu untuk meminta maaf dan melakukan pembaruan pada fitur tersebut.
Peta Bergerak Tanpa Israel di Pesawat Boeing 737 MAX
Kejadian ini pertama kali dilaporkan oleh seorang penumpang yang menemukan bahwa pada armada Boeing 737 MAX milik Air Canada, peta interaktif yang biasanya digunakan untuk memandu penumpang selama penerbangan tidak memperlihatkan Israel sebagai negara. Sebagai gantinya, wilayah yang seharusnya mencakup Israel diubah menjadi “wilayah Palestina.
” Temuan tersebut membuat maskapai tersebut segera bertindak untuk menonaktifkan fitur peta bergerak pada pesawat-pesawat tersebut, sambil berjanji untuk memperbaikinya dikutip dari CNN Indonesia Senin (17/3/2025).
Peta bermasalah ini ditemukan pada 40 pesawat Boeing 737 milik Air Canada, yang merupakan bagian dari armada lebih dari 350 pesawat milik maskapai tersebut. Sistem peta ini diproduksi oleh grup kedirgantaraan Prancis, Thales, yang bekerja sama dengan penyedia eksternal yang belum disebutkan namanya untuk menyusun peta tersebut.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Air Canada, masalah ini ditemukan ketika beberapa penumpang melaporkan hal tersebut kepada perusahaan.
Reaksi Air Canada dan Langkah Perbaikan
Air Canada segera mengeluarkan pernyataan resmi yang mengakui bahwa peta interaktif dalam armada Boeing 737 mereka tidak menggambarkan dengan tepat batas-batas wilayah di Timur Tengah, termasuk batas wilayah Negara Israel. Maskapai tersebut juga menyatakan bahwa kebijakan mereka adalah untuk menampilkan hanya nama kota pada peta di pesawat, bukan batas negara atau wilayah, dan pengaturan peta pada pesawat ini tidak sesuai dengan kebijakan tersebut.
Sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki situasi ini, Air Canada dan Thales bekerja sama untuk memperbarui sistem peta. Fitur peta bergerak yang telah dimodifikasi dan diperbaiki akan mulai dipasang pada armada pesawat mereka pada tanggal 14 Maret 2025.
Maskapai ini menegaskan bahwa mereka meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan berkomitmen untuk memastikan bahwa insiden serupa tidak terulang di masa depan.
Kejadian ini bukanlah yang pertama dalam dunia penerbangan yang melibatkan peta yang memicu kontroversi politik. Pada 2024, maskapai JetBlue juga terlibat dalam insiden serupa, di mana peta bergerak yang digunakan oleh mereka tidak mematuhi pedoman pemerintah AS terkait wilayah Israel dan Palestina.
JetBlue pun meminta maaf dan berjanji untuk mengganti penyedia peta bergerak mereka. Insiden serupa juga pernah terjadi pada British Airways pada tahun 2013.
Kejadian ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi telah berkembang pesat dalam dunia penerbangan, keputusan terkait representasi peta yang menyangkut isu politik tetap menjadi masalah yang sangat sensitif.
Meskipun Air Canada telah mengambil langkah cepat untuk memperbaiki kesalahan ini, insiden semacam ini menunjukkan pentingnya kontrol yang lebih ketat terhadap perangkat teknologi yang digunakan di pesawat, terutama yang berkaitan dengan wilayah yang penuh ketegangan politik.
Di tengah ketegangan internasional yang terus berlanjut, maskapai penerbangan harus berhati-hati dalam mengelola simbol dan representasi yang bisa memicu reaksi global.