Orang Tua Wajib Tau Begini Cara Tepat Mengajarkan Anak Berpuasa Menurut Psikolog

gambar_Muslim family making iftar dua to break fasting during Ramadan happy parents having dinner with their children and grandmother at dining table at home. High quality photo_istockphoto

GardaNTT.id- Puasa yang menyenangkan adalah kunci untuk mengajarkan anak berpuasa dengan cara yang tepat, agar mereka dapat menjalani ibadah ini dengan gembira dan penuh semangat. Orang tua dapat memulai dengan menjelaskan makna puasa secara sederhana dan menarik, serta melibatkan anak dalam persiapan sahur dan berbuka.

Selain itu, memberi pujian atas usaha mereka dan memberikan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi dapat memotivasi anak untuk terus berpuasa. Mengajak anak berpuasa secara bertahap dan tidak memaksakan mereka untuk berpuasa penuh di awal juga sangat penting agar mereka merasa nyaman dan tidak terbebani, sehingga puasa menjadi pengalaman positif yang menyenangkan.

Psikolog anak dari Universitas Indonesia Sani B. Hermawan mengatakan bahwa orang tua yang mengajarkan anak berpuasa perlu melakukannya dengan cara yang menyenangkan.

“Misalnya, ‘Nanti kita buka puasa makan apa (pilih makanan tertentu) yuk’. Jadi, anak itu juga happy, apalagi untuk ngabuburit, istilahnya anak kalau bisa dikasih permainan yang menyenangkan,” kata Sani, dikutip dari KOMPAS.com, Senin (3/3/2025).

Dalam pernyataan itu, Sani menerangkan bahwa orang tua tidak boleh mengajarkan anak tentang puasa Ramadhan dengan cara memberikan ancaman atau hukuman jika tidak menurutinya.
Menurutnya, pendekatan yang mengancam dapat menimbulkan perasaan negatif dan ketakutan pada anak.

Orang tua dapat mengajarkan anak untuk mengalihkan rasa lapar dengan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat. Ia juga menyarankan agar keluarga dapat menumbuhkan kreativitas dengan mendekorasi rumah secara khusus sebagai bagian dari persiapan menyambut bulan Ramadhan.

“Jadi, rumahnya ditulis ‘Selamat berbuka puasa’ atau ‘Selamat menjalankan puasa di bulan Ramadhan’,” sarannya.

“Jadi, anak itu merasa ada semacam kondisi yang memang kita merayakan bulan puasa. Bukan dengan, ‘Yah bulan puasa lagi, enggak makan lagi, jadi enggak minum’. Jadi, anaknya enggak semangat,” ungkapnya.

Sani menambahkan, saat anak berpuasa, orang tua bisa mengajak anak untuk tetap melakukan aktivitas yang tidak terlalu melelahkan, seperti melukis atau merakit lego.

Ia juga mengingatkan orang tua untuk mengatur aktivitas anak dengan bijak, menghindari kegiatan yang terlalu melelahkan, seperti berlari-lari, yang dapat membuat anak merasa lemas selama puasa Ramadhan.

Selanjutnya, ia menyarankan agar orang tua melibatkan anak dalam memilih makanan favorit mereka untuk menu sahur atau berbuka puasa. Menurutnya, dukungan ini dapat meningkatkan motivasi anak untuk berpuasa, karena mereka merasa dilibatkan dan melihat seluruh anggota keluarga juga turut berpuasa.

Mengajarkan anak berpuasa dengan cara yang menyenangkan dan penuh dukungan adalah kunci agar mereka dapat menjalani puasa dengan gembira dan penuh semangat. Dengan menjadikan puasa sebagai pengalaman positif dan melibatkan anak dalam prosesnya, orang tua dapat membantu mereka memahami esensi puasa yang lebih dalam, tanpa merasa terbebani. Dengan cara yang tepat, puasa bisa menjadi momen spesial yang dinantikan oleh anak setiap tahunnya.

Desa Haju