GardaNTT. id – Pemilihan kata yang tepat memiliki dampak besar, tidak hanya dalam konteks internal pemerintahan tetapi juga dalam hubungan dengan masyarakat. Setiap ucapan pejabat publik memiliki potensi untuk mempengaruhi opini publik dan bisa berujung pada persepsi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, penting bagi pejabat kabinet untuk menggunakan diksi yang bijak dan tidak menimbulkan salah tafsir.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) mengingatkan para pejabat di Kabinet Merah Putih untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan diksi atau pemilihan kata-kata dalam setiap pernyataan mereka. Peringatan ini muncul seiring dengan pentingnya komunikasi yang jelas dan efektif dalam menjalankan pemerintahan, terutama dalam masa yang penuh tantangan ini.
“Jadi, Presiden memang memberikan semangat dan motivasi agar seluruh anggota kabinet terus menyampaikan informasi yang tepat dan akurat atas semua kegiatan-kegiatannya, dan juga berhati-hati dalam menggunakan diksi,” kata Bima, yang dikutip dari Metrotvnews.com, Rabu (9/4/2025).
Bima menegaskan bahwa ia tidak ingin pejabat memberikan keterangan yang salah kepada publik, karena hal tersebut bisa menimbulkan penafsiran yang berbeda di masyarakat.
“Pemilihan kata harus dilakukan dengan hati-hati, karena dapat menimbulkan berbagai penafsiran,” ujar Bima.
Bima menyatakan bahwa meskipun pemerintah memiliki sistem kerja yang luar biasa, hasil yang dicapai sering kali tidak dapat dipahami dengan baik oleh publik, akibat kesalahan dalam komunikasi.
“Saya yakin, saya percaya, dan saya merasakan bahwa rekan-rekan di Kabinet Merah Putih bekerja luar biasa, namun tidak semua hal dapat dipahami secara menyeluruh dan utuh oleh masyarakat,” kata Bima.
Oleh karena itu, penyampaian informasi yang jelas dan efektif menjadi sangat penting. Pejabat diharapkan dapat memilih kata-kata yang tepat agar masyarakat dapat memahami program-program pemerintah dengan baik.
“Jadi, tantangan kita semua adalah bagaimana membuat publik tahu apa yang sudah dilakukan, apa yang akan dilakukan, dan apa yang belum dilakukan,” tambah Bima.
Seiring dengan perkembangan zaman dan situasi politik yang dinamis, para pejabat kabinet diingatkan agar lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata. Setiap pidato, pernyataan, atau komentar yang mereka sampaikan harus mempertimbangkan dampak jangka panjang, baik dari sisi politik maupun sosial.
Pejabat diharapkan untuk selalu mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persatuan dalam setiap pernyataan yang dibuat, serta menjaga kestabilan emosional masyarakat.
Masyarakat Indonesia sudah semakin kritis dan peka terhadap komunikasi pemerintah, sehingga segala bentuk ujaran yang tidak sesuai dengan harapan publik dapat menjadi bahan perdebatan. Oleh karena itu, komunikasi yang baik harus dilakukan dengan penuh kesadaran akan peran besar pejabat dalam mempengaruhi persepsi masyarakat.
Peringatan dari Wamendagri mengenai pentingnya pemilihan diksi yang tepat untuk pejabat Kabinet Merah Putih bukan hanya soal penggunaan kata-kata, tetapi lebih kepada tanggung jawab besar yang diemban oleh pejabat publik dalam membangun komunikasi yang jujur, efektif, dan menyeluruh.
Di tengah masyarakat yang semakin kritis, pemilihan kata yang bijak adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas sosial dan politik, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang sedang berjalan.