Petani Jagung di SBD Terancam Gagal Panen, Diduga Dampak Proyek Bermasalah

Sumba Barat Daya, GardaNTT.id – Petani jagung di Desa Kabali Dana, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), terancam gagal panen.

Hal itu, lantaran areal perkebunan jagung milik warga di desa itu, digenangi air secara berlebihan.

Kondisi demikian diduga berdampak pada
penurunan pertumbuhan dan produksi jagung, serta lebih mudah terserang penyakit.

“Saya omong ini berdasarkan pengalaman saja. Kalau terlalu berlebihan air, nanti mudah terserang penyakit dan bisa gagal panen,” kata seorang narasumber yang enggan namanya disebut dalam berita ini.

Genangan air tersebut kata dia, adalah dampak dari pengerjaan proyek Jalan Usaha Tani (JUT) yang diduga bermasalah dalam konstruksinya.

Ia menyebut, beberapa titik yang seharusnya dibangun tembok penahan, namun tidak dilakukan.

“Saya dengar informasi-informasi bahwa kalau tidak salah, harusnya ada tembok penahan di beberapa titik untuk melindungi area kebun warga itu, tapi tidak dilakukan. Sehingga tidak salah kalau air semua masuk ke kebun jagung itu dan tergenang terus disitu,” ujarnya.

Diketahui, proyek tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya yang dikerjakan secara swakelola oleh Kelompok Tani Tunas Baru.

Hal itu dikemukakan Haris Matutina, Kabid PSP Dinas Pertanian SBD, sebagaimana dilansir TIMEXNTT.id.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut mengaku sudah melakukan monitoring ke lokasi.

Dari hasil monitoring itu, pihaknya menemukan beberapa hal, dimana areal kebun jagung milik warga yang dilintasi proyek itu digenangi air akibat tidak dibangunnya tembok penahan.

Selain itu, deuker dibangun menggunakan pipa yang hanya dilapisi oleh batu sirtu.

Ia mengatakan, beberapa hal ini menjadi catatan penting yang nantinya harus ditindaklanjuti oleh Kelompok Tani Tunas Baru yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.

“Tadi saya sudah melihat secara langsung genangan air di kebun itu dan dilihat juga oleh ketua poktan. Dan saya sudah jadikan catatan supaya ditindaklanjuti. Saya bilang tambahkan deker dan tembok penahan,” tegasnya.

Terhadap saran itu, Ketua Kelompok Tunas Baru, sudah menyatakan kesediaannya.

“Hanya saja dia (Ketua Poktan) minta tunda pengerjaan karena saat ini kondisi hujan. Nanti kami akan turun lagi dengan pihak inspektorat untuk nanti dibuat surat pernyataan untuk menyelesaikan pekerjaan,” ujarnya.

PPK, lanjutnya, juga akan segera menyurati Inspektorat Sumba Barat Daya atas temuan yang terjadi di lapangan.

Namun dirinya belum memastikan kapan hal itu dilakukan. Hal itu lantaran saat ini dirinya masih tengah menjalankan tugas mengikuti musrembangcam.

“Besok saya masih mengikuti musrembangcam di Kecamatan Wewewa Utara. Nanti saya akan sampaikan kalau kami sudah bersurat di Inspektorat,” imbuhnya.

Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju
Penulis: Kristo Nanga Editor: Olizh Jagom