Tudingan Child Grooming terhadap Kim Soo-hyun: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Ilustrasi. Kim Soo-hyun disebut melakukan child grooming terhadap mendiang Kim Sae-ron. (foto VOI.com)

GardaNTT.id – Aktor populer Korea Selatan, Kim Soo-hyun, tengah menjadi sorotan publik setelah muncul tudingan serius dari netizen yang menyebutnya melakukan child grooming terhadap mendiang Kim Sae-ron.

Melansir dari CNN Indonesia Kamis (13/3/2025). isu ini pertama kali mencuat setelah pengakuan dari bibi Kim Sae-ron yang mengungkapkan bahwa keponakannya yang saat itu berusia 15 tahun, sempat menjalin hubungan dengan Kim Soo-hyun yang berusia 27 tahun. Tudingan ini segera memicu kecaman, mengingat perbedaan usia yang cukup jauh dan status Kim Sae-ron yang masih di bawah umur.

Bibi Kim Sae-ron bercerita bahwa hubungan mereka terungkap saat Kim Soo-hyun mulai menjalani wajib militer (wamil). Saat itu, Kim Sae-ron sering menerima swafoto dari Kim Soo-hyun, yang membuat keluarga khawatir dan akhirnya menyadari bahwa mereka berpacaran. “Kami melarang hubungan itu karena kami merasa ada yang tidak beres,” ungkap sang bibi.

Isu ini langsung mengguncang dunia maya, dengan netizen menyebut tindakan Kim Soo-hyun sebagai child grooming, sebuah perilaku manipulatif yang sangat serius terhadap anak di bawah umur. Namun, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan child grooming?

Apa Itu Child Grooming?

Child grooming adalah istilah yang merujuk pada manipulasi emosional dan psikologis yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak atau remaja, dengan tujuan untuk mengeksploitasi dan melecehkan mereka.

Dalam praktiknya, seorang pelaku grooming (groomer) akan berusaha membangun hubungan kepercayaan dengan anak, bahkan bisa sampai mendekati keluarga atau teman-teman anak tersebut untuk tampak lebih dipercaya.

Menurut Psikolog Klinis Nuzulia Rahma, grooming biasanya dimulai dengan pemberian perhatian berlebihan, seperti ucapan manis, hadiah, atau tindakan yang tampak tidak berbahaya. Namun, tujuan utamanya adalah untuk memanipulasi anak agar mau mengikuti kehendak pelaku, yang pada akhirnya dapat berujung pada pelecehan atau eksploitasi seksual.

Tanda-Tanda Anak Mengalami Child Grooming

Sayangnya, banyak anak yang tidak sadar bahwa mereka sedang dimanipulasi. Oleh karena itu, orang tua atau orang dewasa di sekitar anak harus waspada terhadap beberapa tanda berikut ini yang dapat mengindikasikan bahwa anak sedang menjadi korban child grooming:

1. Perubahan perilaku secara mendalam, seperti anak yang sebelumnya aktif di dunia maya, tiba-tiba menjadi lebih tertutup.

2. Menghabiskan waktu lebih banyak di luar rumah atau menghilang dari rumah atau sekolah tanpa penjelasan yang jelas.

3. Menyembunyikan kegiatan atau cara mereka menggunakan gawai atau media sosial.

4. Anak membawa hadiah atau barang yang tidak dapat dijelaskan asal-usulnya.

5. Menjalin hubungan dengan orang yang jauh lebih tua, baik dalam bentuk persahabatan atau hubungan romantis.

6. Penyalahgunaan alkohol atau narkoba yang tidak biasa dilakukan oleh anak seusianya.

7. Menggunakan bahasa atau kosakata bernuansa seksual yang seharusnya tidak mereka ketahui.

8. Tampak lebih kesal, menarik diri, atau menunjukkan tanda-tanda gangguan emosional lainnya.

Efek Jangka Panjang Child Grooming

Jika tidak segera dihentikan, efek dari child grooming bisa sangat merusak. Korban tidak hanya akan mengalami gangguan psikologis, tetapi juga berisiko menghadapi masalah emosional dan fisik yang lebih serius.

Beberapa dampak negatif yang mungkin dialami korban antara lain:

  • Kecemasan dan depresi
  • Perasaan malu dan bersalah
  • Kesulitan tidur, konsentrasi, atau berhubungan dengan orang lain
  • Risiko penyakit seksual
  • Gangguan makan
  • Penyalahgunaan narkoba atau alkohol
  • Pikiran bunuh diri

Isu ini menjadi peringatan keras bagi orang tua dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi eksploitasi terhadap anak-anak dan remaja. Selain mengenali tanda-tanda child grooming, penting juga untuk selalu memberikan pendidikan yang tepat kepada anak tentang hubungan yang sehat dan aman. Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan mengenali tanda-tanda sejak dini dapat menyelamatkan banyak anak dari risiko yang jauh lebih besar.

Kasus ini mengingatkan kita bahwa grooming bukan hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga bisa melibatkan dunia maya, yang semakin banyak digunakan oleh anak-anak dan remaja.

Maka dari itu, peran orang dewasa sangat vital untuk memastikan anak-anak tetap aman dari potensi bahaya yang tersembunyi di balik hubungan atau interaksi yang tampaknya tidak berbahaya.

Desa Haju