“Asosiasi HIPMI bisa membantu dengan memberikan pelatihan. Dalam waktu dekat HIPMI akan bekerjasama dengan beberapa kementerian dan platform untuk memberikan pelatihan ke pelaku-pelaku UMKM muda,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, DR. Marianus Mantovanny Tapung mengatakan kemajuan teknologi berdampak pada revolusi industri.
“Revolusi industri 4.0 merupakan klimaks dari perkembangan pengetahuan dan wawasan manusia. Fokus utama revolusi industri 4.0 adalah adanya efisiensi tenaga dan sumber daya manusia. Saat ini berbagai kebutuhan manusia sudah banyak mendapatkan dukungan internet dan dunia digital, baik itu untuk interaksi dan transaksi,” katanya.
Menurut Manto Tapung, yang menjadi pemain utama berkembangnya revolusi industri 4.0 adalah anak muda dengan persentasi 67%.
“Pemerintah sudah mencanangkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, ini menjadi peluang besar memberdayakan insan muda untuk hal-hal produktif,” ujarnya.
Senada dengan Manto, Leonardus Nyoman mengatakan produk itu sangat penting untuk pelaku UMKM di era revolusi industri.
“Kita harus mulai dengan analisis produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kekuatan UMKM itu ada pada produk, yang tentu saja ramah lingkungan. Kalau kita tidak punya entrepreneur feeling jangan paksa. Ketika kita tidak punya passion tentu tidak mendatangkan manfaat,” katanya.
Menutup seminar itu, Praktisi Paulus Handoyo mengungkapkan platform digital sangat membantu para pelaku UMKM.
“Transaksi era sekarang cenderung pembayarannya berbasis aplikasi. Bank NTT memiliki aplikasi QRIS untuk bertransaksi ke semua Bank,” tutup Paulus.
Hadir pada kegiatan seminar itu ratusan peserta dari berbagai kalangan serta penampilan dari Elen and Friends Band.
Sumber: Report Indonesia/ReportNTT