GardaNTT. id – Media sosial baru-baru ini dihebohkan dengan kisah seorang wanita asal Jawa Tengah yang terpaksa menjalani operasi pita suara setelah mengalami batuk berkepanjangan dan kehilangan suara. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, dokter akhirnya mendiagnosisnya dengan kondisi yang jarang diketahui banyak orang, yaitu gastroesophageal reflux disease (GERD).
Lantas, bagaimana GERD bisa menyebabkan masalah serius pada pita suara hingga memerlukan tindakan medis? Simak penjelasannya, seperti yang dikutip dari CNN Indonesia Rabu (12/3/2025).
Apa Itu Disfonia?
Disfonia adalah istilah medis untuk kondisi yang sering kita sebut sebagai suara serak. Meskipun terdengar biasa, kondisi ini ternyata cukup umum terjadi.
Wanita tersebut didiagnosis mengalami disfonia, sebuah kondisi medis yang menyebabkan suara serak atau hilangnya kemampuan berbicara dengan normal. Disfonia sendiri adalah istilah medis untuk suara yang terdengar kasar, parau, tegang, atau terengah-engah. Meski suara serak adalah kondisi yang sangat umum, dalam kasus ini, disfonia menjadi masalah serius yang memaksa sang wanita untuk menjalani operasi pita suara.
Suara Serak, Gejala Umum yang Bisa Jadi Lebih Serius
Sebagian besar orang pasti pernah mengalami suara serak atau parau dalam hidup mereka. Menurut laman Cleveland Clinic, sekitar 1 dari 3 orang di dunia pernah merasakan suara serak. Kondisi ini paling sering terjadi pada perokok, tetapi banyak faktor lain yang juga bisa memicu suara serak.
Meskipun biasanya suara serak akan hilang dengan sendirinya, ada beberapa kondisi yang membuat suara serak harus segera mendapat perhatian medis, terutama jika berlangsung lebih dari tiga minggu atau disertai dengan gejala seperti:
- Sakit saat bicara
- Kesulitan bernapas atau menelan
- Batuk darah
- Benjolan di leher
- Kehilangan suara yang tidak dapat dijelaskan
GERD dan Dampaknya pada Pita Suara
GERD, atau gastroesophageal reflux disease, adalah kondisi medis yang cukup umum, di mana asam lambung naik kembali ke tenggorokan atau esofagus. GERD sering dikaitkan dengan masalah pada pita suara, salah satunya adalah suara serak.
Namun, dalam kasus yang lebih parah, GERD bisa memicu kondisi yang lebih kompleks, yang dikenal dengan istilah Laryngopharyngeal Reflux (LPR).
LPR terjadi ketika asam lambung tidak hanya naik ke kerongkongan, tetapi juga mencapai tenggorokan dan laring, tempat pita suara berada. Penelitian menunjukkan bahwa asam lambung yang masuk ke dalam laring dapat merusak jaringan mukosa, menyebabkan radang tenggorokan, dan bahkan membentuk jaringan parut pada pita suara.
Ketahui Gejala LPR yang Perlu Diwaspadai
Meski GERD dan LPR sama-sama disebabkan oleh refluks asam lambung, LPR memiliki gejala yang lebih berisiko bagi pita suara. Selain suara serak atau disfonia, LPR juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti:
- Sensasi tersedak
- Batuk kronis
- Penumpukan lendir di tenggorokan
- Sakit tenggorokan
- Sensasi ada yang menyangkut di tenggorokan
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, refluks asam lambung yang berulang dapat menyebabkan cedera permanen pada pita suara, termasuk jaringan parut. Bahkan, jika tidak mendapat penanganan serius, kondisi ini dapat berujung pada masalah kesehatan yang lebih berat, seperti radang tenggorokan kronis, infeksi berulang, sariawan, hingga peningkatan risiko kanker.
Dampak Long-Term dari GERD yang Tidak Diobati
Jika GERD dan LPR tidak ditangani dengan benar, refluks asam yang berulang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pita suara dan saluran tenggorokan. Selain menyebabkan masalah suara seperti disfonia, kondisi ini juga bisa menyebabkan:
- Sariawan dan infeksi mulut
- Radang tenggorokan kronis
- Batuk terus-menerus
- Barrett’s esophagus, kondisi yang meningkatkan risiko kanker
- Kanker tenggorokan dalam kasus yang sangat parah
Karena itu, sangat penting untuk segera mencari pengobatan jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut dalam jangka waktu lama.
Kisah viral wanita asal Jawa Tengah yang harus menjalani operasi pita suara akibat GERD mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan gejala yang berhubungan dengan suara serak. Jangan anggap remeh batuk berkepanjangan atau suara serak yang tidak kunjung hilang.
Jika gejala tersebut berlangsung lebih dari tiga minggu atau disertai dengan gejala lain yang lebih serius, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.