Manggarai Timur, GardaNTT.id- Sebanyak 137 SMP/sederajat yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur menyelenggarakan Ujian Sekolah Berbasis Digital (USBD), pada Senin (12/4/21).
Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas melakukan peninjauan langsung beberapa SMP di Kecamatan Borong yang menyelenggarakan ujian berbasis digital yakni SMPN 8, SMPN 13, dan SMPN 17. Dalam peninjauanya Bupati Manggarai Timur didampingi oleh Kepala Dinas PPO Kabupaten Matim beserta jajaran serta beberapa pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemda Matim.
Agas Andreas, menyatakan pelaksanaan USBN merupakan Program baru yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Rebuplik Indonesia.
“Pelaksanaan USBD ini baru pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Manggarai Timur dan ini juga adalah sebuah program yang baru diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan secara nasional, dan merupakan bagian dari Program Sekolah Penggerak,” kata Agas, ketika melakukan peninjauan di SMP 8 Borong Senin (12/4/2021).
Menurut Agas, Manggarai Timur merupakan salah satu dari 5 kabupaten di NTT yang menjadi lokasi Sekolah Penggerak pada tahun 2021 bersama dengan Sumba Timur, Sumba Tengah, Kota Kupang dan Kabupaten Rote Ndao.
Dikatakannya, Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
” Dari 137 SMP yang ada di Manggarai Timur yang lolos menjadi sekolah penggerak pada tahap 1 terdiri dari 24 sekolah”, jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Bupati Manggarai Timur, Jaghur Stefanus didampingi oleh Sekretaris Dinas PPO kabupaten Matim, Camat Kota Komba dan Pimpinan Perangkat Daerah lainnya meninjau pelaksanaan USBN di SMPK Rosa Mustika, SMP Seminari Pius XII Kisol, SMPN 11 Kota Komba, dan SMP Satap Munde.
Jaghur Stefanus menyampaikan apresiasi kepada pihak sekolah yang berupaya maksimal untuk dapat menyediakan peralatan, sarana dan prasarana pendukung, dan mempersiapkan para siswa untuk dalam melaksanakan USBD.
“Bukan hal yang mudah melaksanakan USBD ditengah pandemi seperti sekarang ini; ketersediaan peralatan, signal yang tidak stabil dan terutama kondisi mental para siswa. Tetapi saya melihat bahwa pihak sekolah telah berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan USBD dengan baik, tentu ini membutuhkan komitmen dan usaha keras. Semoga upaya yang dilakukan akan berdampak pada lahirnya generasi muda Matim yang siap bersaing dengan anak-anak dari daerah lain yang mungkin lebih maju”, ungkapnya.
Dikatakan Jaghur Stefanus, pelaksanaan USBD bukan tanpa hambatan. Beberapa sekolah kata dia, terkendala jaringan internet di lingkungan sekolahnya, karena itu, siswa/i di sekolah tersebut melaksanakan USBD di sekolah lain yang signal internetnya cukup bagus.
“Walaupun ada hambatan yang dihadapi oleh siswa di beberapa SMP di Matim, baik kendala jaringan internet yang buruk maupun kurangnya sarana dan prasarana, namun pelaksanaan USBN hari pertama berjalan dengan baik dan lancar dengan tetap mengikuti protokol kesehatan”, tutupnya.
Penulis: Irend Saat
Editor: Olizh Jagom