GardaNTT. id – Yahukimo, Papua Pegunungan kembali berduka. Sebuah tragedi kemanusiaan mengguncang daerah ini setelah serangan brutal yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menewaskan 13 pendulang emas. Peristiwa tragis ini terjadi pada Minggu (6/4) dan Senin (7/4) di lokasi pendulangan emas area 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo.
Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani, menyampaikan bahwa dari total 13 korban jiwa, 12 di antaranya telah berhasil dievakuasi oleh aparat gabungan TNI dan Polri.
“Total 13 jenazah telah ditemukan dan 12 jenazah di antaranya telah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi. Rencananya 1 jenazah lagi akan dilakukan evakuasi esok hari dikarenakan cuaca,” ujar Faizal saat dikutip dari detikSulsel pada Minggu (13/4).
Belasan jenazah ditemukan berserakan di sejumlah titik yang cukup terpencar. Rinciannya, dua jenazah ditemukan di Tanjung Pamali, lima lainnya berasal dari dua lokasi berbeda di Kampung Bingki, tiga korban dari area 22 pendulangan emas, satu jenazah ditemukan di Muara Kum, serta satu lainnya ditemukan di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang.
Sementara itu, satu jenazah terakhir berada di area 33 pendulangan emas dan akan dievakuasi begitu cuaca memungkinkan dikutip dari CNN Indonesia pada Senin (14/4/2025).
Tim Dokkes dan DVI Polri telah berhasil mengidentifikasi 12 korban. Mereka adalah:
- Wawan Tangahu
- Suardi Laode
- Stenli Humena
- Yuda Lesmana
- Riki Rahmat
- Muhammad Arif
- Safaruddin
- Abdur Raffi Batu Bara
- Stefanus Gisbertu
- Zamroni
- Ariston Kamma
- Rusli
Kekejian dari serangan ini terlihat dari kondisi para korban. Menurut Brigjen Faizal, “Korban pembunuhan tersebut mengalami luka bacok, tembakan, serta luka akibat panah.” Luka-luka tersebut menjadi bukti bahwa serangan dilakukan dengan berbagai jenis senjata, menunjukkan betapa sadisnya aksi yang dilakukan oleh pihak yang mengaku sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.
Pihak berwenang menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam. “Kami tidak akan berhenti bekerja semaksimal mungkin. Para pelaku akan terus kami kejar dan ditindak tegas sesuai hukum. Aksi keji terhadap warga sipil ini tidak bisa ditoleransi,” tegas Faizal.
Tragedi ini menambah panjang daftar kekerasan bersenjata di Papua yang terus memakan korban sipil tak bersalah. Para pendulang emas ini datang dengan harapan mengais rezeki, namun justru menjadi korban dari konflik yang belum kunjung usai.
Masyarakat pun berharap pemerintah dan aparat keamanan dapat segera mengendalikan situasi serta memberikan rasa aman bagi seluruh warga di Papua, khususnya mereka yang bekerja di daerah rawan konflik.