Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Debat Kedua, Paket SIAGA Berangkat dari Rumah Tokoh Nasional Ben Mboi

GARDANTT.ID – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Simon Petrus Kamlasi dan Andrianus Garu datang dari kediaman tokoh nasional Brigjen dr. Ben Mboi di Oetona, Kota Kupang, untuk mengikuti debat kedua.

Memilih datang dari kediaman mantan Gubernur NTT ini sebagai simbol penghormatan kepada salah seorang figur besar dalam sejarah kepemimpinan di NTT.

Desa Haju

Simon Petrus Kamlasi mengenakan busana adat khas Timor Tengah Selatan (TTS), sementara Andrianus Garu mengenakan pakaian tradisional Manggarai, yang menunjukkan kekayaan budaya NTT.

Pilihan pakaian ini tidak hanya menggambarkan identitas mereka, tetapi juga komitmen mereka untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal dalam setiap kesempatan.

Mengutip detakpasifik.com, Paket dengan akronim SIAGA ini disambut dengan hangat oleh Daniel Ndiwa, keponakan dari mendiang Ben Mboi, yang saat ini dipercayakan untuk merawat rumah peninggalan sang tokoh nasional.

Menurut Daniel Ndiwa, kedatangan keduanya bukan sekadar simbol politik, melainkan juga sebagai bentuk penghormatan dan permohonan restu kepada leluhur, khususnya kepada mendiang Ben Mboi, yang telah berjasa besar bagi NTT.

“Rumah ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, dan menjadi tempat yang penuh makna bagi banyak orang, termasuk saya. Kedatangan calon gubernur dan wakil gubernur ini adalah bentuk penghormatan yang luar biasa terhadap jasa-jasa Ben Mboi,” ujar Daniel Ndiwa.

Daniel juga menambahkan bahwa rumah ini telah menjadi saksi perjalanan panjang sejarah NTT, dengan banyaknya tokoh besar yang pernah mengunjungi tempat ini, termasuk Presiden Prabowo Subianto yang pernah bersilaturahmi ke kediaman Ben Mboi. Kehadiran tokoh-tokoh besar ini menunjukkan betapa pentingnya rumah Ben Mboi dalam kancah perpolitikan dan sejarah Indonesia.

Bagi pasangan SIAGA, keberangkatan mereka dari rumah Ben Mboi menjelang debat kedua ini bukan hanya sekadar acara seremonial. Lebih dari itu, ini merupakan upaya untuk menegaskan komitmen mereka dalam meneruskan cita-cita dan semangat perjuangan yang telah diwariskan oleh para pemimpin terdahulu.

“Dengan restu dan semangat leluhur pemimpin terdahulu, kami berharap bisa mengemban amanah masyarakat NTT untuk membawa provinsi ini ke arah yang lebih baik,” kata Wakil Gubernur NTT, Andre Garu.

Menurut Andre, debat kedua yang akan dilaksanakan malam ini menjadi momentum penting dalam proses demokrasi di NTT. Sebagai calon pemimpin, dirinya bersama Simon Petrus Kamlasi berusaha mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, dan memilih untuk mengawali perjalanan dengan langkah penuh makna.

Dengan membawa nama besar Ben Mboi sebagai simbol perjuangan, Andre Garu berharap dapat memperoleh kepercayaan masyarakat NTT untuk melanjutkan pembangunan yang berkelanjutan dan mendalam.

Diketahui, Brigjen dr. Ben Mboi, yang menjabat sebagai Gubernur NTT pada periode 1978 hingga 1988, adalah seorang tokoh yang telah memberikan kontribusi besar bagi pembangunan daerah ini. Sebagai pengganti El Tari, Ben Mboi dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan berwibawa, dan berhasil mencatatkan prestasi dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan dan pendidikan.

Selama masa kepemimpinannya, Ben Mboi dikenal dengan prinsip kepemimpinan yang berfokus pada kemajuan sosial dan kesejahteraan masyarakat NTT. Oleh karena itu, kediaman Ben Mboi di Oetona, yang kini menjadi situs bersejarah, dipandang sebagai tempat yang sarat makna.

Rumah tersebut bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga menjadi simbol semangat perjuangan dan dedikasi untuk memajukan NTT.***

Disclaimer: Berita ini sudah diterbit di media pers detakpasifik.com