GardaNTT.id – Pada hari Jumat, 21 Maret 2025, Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang luar biasa.
Dalam rentang waktu pagi ini, gunung yang dikenal dengan potensi letusannya yang besar ini tercatat telah mengalami lima kali erupsi yang mengeluarkan abu vulkanik dan material lainnya ke atmosfer.
Erupsi pertama tercatat terjadi sekitar pukul 06.00 WITA, disusul oleh empat letusan lainnya dengan interval waktu yang cukup pendek. Letusan pertama menghasilkan kolom abu yang menjulang hingga ketinggian 3.000 meter di atas puncak gunung.
Letusan-letusan berikutnya semakin memperkuat intensitas aktivitas vulkanik di kawasan tersebut, meskipun tidak ada laporan langsung mengenai korban atau kerusakan besar di wilayah sekitar gunung.
Meskipun letusan ini mengkhawatirkan, tim pengamatan gunung api yang terdiri dari Badan Geologi dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau perkembangan situasi dengan cermat. Pihak berwenang sudah mengeluarkan imbauan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana untuk tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi melaporkan bahwa hingga pagi ini, Jumat (21/3/2025), Gunung Lewotobi Laki-Laki telah mengalami lima kali erupsi dengan amplitudo berkisar antara 11 hingga 47,3 mm dan durasi letusan antara 56 hingga 212 detik.
“Teramati 5 kali letusan dengan tinggi 500-2500 m dan warna asap kelabu. Endapan lava kearah Barat-Barat laut sejauh lk. 3800 meter dari pusat erupsi. Teramati sinar api di sekitar puncak gunung api Lewotobi Laki-Laki,” ujar petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Emanuel Rofinus Bere, yang dikutip dari Liputan6.com, Jumat (21/3/2025).
Ia menyebutkan bahwa erupsi tersebut disertai dengan suara gemuruh yang keras yang juga terdengar di Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-Laki.
“Hembusan berjumlah 19, amplitudo : 3.7-47.3 mm. Gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 500-2500 m di atas puncak kawah,” jelasnya.
Emanuel mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki serta pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam jarak 7 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dan di area sektoral Barat Daya – Utara – Timur Laut sejauh 8 km.
Selain itu, masyarakat di sekitar gunung juga diingatkan untuk waspada terhadap potensi banjir lahar hujan yang dapat terjadi di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, terutama jika hujan dengan intensitas tinggi terjadi, khususnya di daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang merupakan bagian dari sistem vulkanik aktif di Indonesia, memiliki potensi letusan yang cukup besar. Letusan yang terjadi pagi ini dipicu oleh pergerakan magma di dalam perut bumi yang mendesak keluar melalui saluran vulkanik. Aktivitas ini sangat dipengaruhi oleh tekanan yang semakin tinggi pada lapisan bawah tanah, yang akhirnya memicu letusan.
Dampak dari erupsi ini meliputi hujan abu yang menyebabkan gangguan pada penerbangan dan berpotensi mengancam kesehatan masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah yang lebih dekat dengan kawah. Selain itu, erupsi ini juga meningkatkan risiko bencana sekunder seperti aliran lahar dingin dan longsor di sekitar lereng gunung.
Pemerintah daerah setempat, bersama dengan otoritas vulkanologi, sudah mempersiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko. Jalur evakuasi telah dipetakan, dan tim SAR bersiaga untuk segera bertindak jika terjadi keadaan darurat.
Pemberitahuan kepada masyarakat tentang bahaya abu vulkanik dan potensi bencana lainnya juga telah disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi.
Selain itu, pengamatan lebih lanjut akan dilakukan untuk memprediksi kemungkinan erupsi susulan. PVMBG juga meminta masyarakat untuk tetap berada di luar radius aman yang telah ditetapkan, yakni sekitar 3 kilometer dari kawah, guna menghindari dampak buruk dari letusan dan aliran lahar.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi pagi ini adalah pengingat akan besarnya potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh gunung api aktif di Indonesia. Masyarakat di sekitar kawasan ini diminta untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi terkait aktivitas vulkanik.
Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat, diharapkan risiko yang ditimbulkan dapat diminimalkan, serta keselamatan semua pihak dapat terjaga.
Semoga situasi ini segera membaik dan tidak menimbulkan bencana lebih lanjut.