GardaNTT.id – Penyelenggaraan Festival Jazz Internasional Golo Mori yang semula direncanakan berlangsung pada bulan Maret 2025 terpaksa ditunda akibat erupsi besar yang terjadi pada Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Erupsi yang terjadi pada Jumat, 21 Maret 2025, mengganggu berbagai aktivitas di sekitar wilayah tersebut, termasuk mempengaruhi rencana penyelenggaraan festival musik yang sudah dinanti-nanti oleh penggemar jazz dari dalam dan luar negeri.
Edisi perdana festival musik jazz ini akan diadakan di Golo Mori Convention Center (GMCC), kawasan The Golo Mori, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, yang merupakan salah satu wilayah yang dikelola oleh ITDC. Acara bertema “Jazz dari Timur, Eksotis!” ini bekerja sama dengan Festival Jazz Gunung sebagai penyelenggara.
Troy Warokka, Director of Commercial ITDC, menyatakan keyakinannya bahwa festival jazz pertama di Golo Mori ini tetap akan menarik banyak penonton, berkat promosi yang telah dijalankan sejak awal. Ia juga memperkirakan bahwa sebagian besar pekerja akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran pada 25 Maret 2025, sehingga mereka dapat mengalokasikan sebagian dana untuk menghadiri acara tersebut di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
“Jadi, sudah bisa direncanakan ke Golo Mori dari sekarang,” kata dia, yang dikutip dari Liputan6.com, Jumat (21/3/2025).
Meskipun acara ini berstatus internasional, wisatawan domestik tetap menjadi target utama. Selain itu, promosi aktif juga dilakukan di Malaysia dan Singapura, yang memiliki penerbangan langsung ke Labuan Bajo, untuk menarik wisatawan mancanegara.
“Ada lumayan banyak yang refund ternyata beli lagi di tahun ini, bahkan nambah. Sekitar 70 persen (tiket) saat ini sudah terjual. Dengan tambahan promo dan sebagainya yang kita mulai luncurkan per hari ini, diharapkan akan semakin banyak yang tertarik datang,” imbuh Bagas Indyatmono.
“Keputusan untuk menunda festival ini bukanlah hal yang mudah, namun demi keselamatan bersama, kami merasa ini adalah langkah terbaik yang bisa kami ambil,” kata perwakilan penyelenggara festival dalam sebuah konferensi pers. “Kami berharap dapat menggelar festival ini setelah Lebaran, ketika kondisi sudah lebih kondusif dan aman bagi semua pihak yang terlibat.”
Festival Golo Mori Jazz yang biasanya menarik ribuan pengunjung dari berbagai negara, direncanakan untuk digelar kembali pada bulan Juni 2025. Seluruh jadwal dan line-up musisi internasional yang sudah dipersiapkan sebelumnya akan dipertahankan, meski dengan penyesuaian waktu pelaksanaan.
Penundaan festival ini tentu menjadi tantangan bagi sektor pariwisata di Flores Timur, yang selama ini mengandalkan acara besar seperti Golo Mori Jazz Festival untuk menarik wisatawan. Namun, pemerintah setempat dan pelaku industri pariwisata tetap optimistis bahwa acara ini akan tetap memberikan dampak positif setelah pelaksanaannya nanti.
“Festival ini adalah salah satu momen besar yang telah kami persiapkan untuk menarik perhatian dunia. Kami tetap berkomitmen untuk mendukung kelancaran acara ini meski harus menunggu hingga kondisi lebih aman,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Flores Timur.
Sementara itu, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki tetap diminta untuk waspada terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik tersebut. Selain abu vulkanik, potensi banjir lahar hujan juga menjadi ancaman serius, terutama di daerah yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Badan Geologi dan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) terus memantau perkembangan aktivitas gunung api tersebut dan memberikan informasi terkini mengenai kondisi dan status risiko bencana. Masyarakat yang terdampak hujan abu diminta untuk menggunakan masker dan melindungi diri dari potensi gangguan pernapasan.
Meskipun Festival Jazz Internasional Golo Mori harus mengalami penundaan akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, penyelenggara tetap berkomitmen untuk memastikan acara tersebut tetap berjalan sukses setelah kondisi membaik. Penundaan ini juga memberi waktu bagi masyarakat dan wisatawan untuk lebih fokus pada keselamatan, sekaligus memberikan kesempatan untuk merencanakan kembali kunjungan mereka ke Flores Timur.
Dengan kesabaran dan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan penyelenggara acara, festival ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian lokal di masa yang akan datang.