Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Dua Kali dalam Semalam, Status Ditingkatkan Jadi Awas

Ilustrasi. Status Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores sudah dinaikkan statusnya jadi Level IV (Awas) sejak Kamis malam lalu. (Tribunnews.com).

GardaNTT.id – Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan.

Melansir dari CNN Indonesia pada Jumaat (21/3/2025), dalam waktu kurang dari 2 jam pada Kamis (20/3) malam hingga Jumat (21/3) dini hari, gunung yang memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut ini mengalami dua letusan dahsyat yang masing-masing disertai semburan abu vulkanik yang cukup tinggi.

Akibatnya, status gunung ini dinaikkan dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV), yang menandakan potensi bahaya yang lebih besar bagi warga sekitar.

Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki: Dua Kejadian dalam Semalam

Pada Kamis (20/3) pukul 22.56 Wita, Gunung Lewotobi Laki-laki meletus untuk pertama kalinya. Letusan ini memuntahkan abu vulkanik hingga setinggi 8.000 meter, atau sekitar 8 kilometer di atas puncak gunung, yang terlihat berwarna kelabu hingga hitam dan mengarah ke barat daya dan barat.

Letusan yang terekam di seismograf ini juga menghasilkan amplitudo 47,6 milimeter dan berlangsung selama 11 menit lebih.

Beberapa saat setelahnya, tepatnya pada Jumat (21/3) dini hari pukul 00.10 Wita, gunung ini kembali meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 2.500 meter. Kolom abu kali ini berwarna kelabu dengan intensitas yang lebih tebal dan mengarah ke barat.

Letusan ini, meski tidak sebesar yang pertama, tetap menunjukkan potensi bahaya dengan amplitudo seismograf 47,3 milimeter dan durasi sekitar 1 menit 4 detik.

Peringatan untuk Warga Sekitar

Peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki ini telah membuat petugas di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Lewotobi Laki-laki, Emanuel Fofinus Bere, mengeluarkan peringatan terkait potensi bahaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung.

Selain ancaman letusan lanjutan, masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir lahar akibat hujan yang dapat mengguyur sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung.

Ada tujuh desa yang berada di area rawan dan disarankan untuk waspada, yakni Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokengjaya, Boru, dan Nawakote.

Masyarakat yang terdampak hujan abu juga diminta untuk memakai masker atau penutup hidung dan mulut guna menghindari bahaya yang dapat ditimbulkan dari abu vulkanik pada sistem pernapasan.

Listrik Padam, Dentuman Keras Membuat Warga Terbangun

Sementara itu, laporan dari warga setempat menyebutkan bahwa letusan pada Kamis malam tidak hanya disertai semburan abu vulkanik, tetapi juga disertai bunyi dentuman keras yang membangunkan warga dari tiduran mereka. Letusan ini juga menyebabkan kerikil terlempar dari puncak gunung, bahkan mengakibatkan pemadaman listrik di beberapa daerah.

Namun, hingga saat ini belum ada laporan pasti mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat letusan tersebut.

Kenaikan Status Ke Level Awas

Berdasarkan pengamatan visual dan seismograf yang dilakukan oleh PPGA Lewotobi Laki-laki, status gunung ini dinaikkan ke level IV atau “Awas” pada Kamis malam pukul 22.30 Wita.

Kenaikan status ini diambil setelah evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki, dengan rata-rata kolom abu yang teramati berkisar antara 1.000 hingga 2.500 meter pada periode 13 hingga 20 Maret 2025.

Lebih lanjut, peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam yang tercatat pada 19 dan 20 Maret 2025 juga menjadi indikasi bahwa aktivitas magma dalam gunung ini semakin meningkat. Ketua PPGA Lewotobi Laki-laki, Herman Josef, menjelaskan bahwa intensitas aktivitas vulkanik semakin cepat, memaksa pihak berwenang untuk menaikkan status kewaspadaan.

Dengan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki harus tetap waspada dan mengikuti petunjuk dari pihak berwenang.

Status Awas (Level IV) mengindikasikan potensi bahaya yang serius, baik dari letusan maupun dampak lanjutan seperti banjir lahar. Masyarakat diminta untuk mematuhi peringatan dini, mengenakan pelindung diri saat terjadi hujan abu, dan segera menjauh dari area rawan jika terjadi letusan lebih lanjut.

Pemerintah setempat bersama petugas pengamatan gunung api akan terus memantau kondisi dan memberikan informasi terbaru terkait perkembangan situasi.

Desa Haju