GardaNTT.id – Di tengah dinamika kehidupan yang sibuk dan penuh tuntutan di Korea Selatan, tren yang dulunya dipandang tabu kini semakin merajalela. “Honbap,” atau kebiasaan makan sendirian, telah berkembang pesat, terutama di kalangan generasi muda dan pekerja kantoran, seperti dikutip dari CNN Indonesia pada Kamis (27/3/2025).
Dulu, makan sendirian dianggap hal yang memalukan, tetapi sekarang tren ini malah diterima luas, menjadi pilihan gaya hidup yang banyak dijalani oleh masyarakat urban.
Namun, di balik tren tersebut, ada fakta yang cukup mengejutkan: meski honbap memberi kebebasan bagi sebagian orang, kebiasaan ini turut berhubungan dengan menurunnya tingkat kebahagiaan masyarakat Korea Selatan.
Data dari World Happiness Report 2025 menunjukkan bahwa Korea Selatan mengalami penurunan peringkat kebahagiaan global, kini berada di urutan ke-58, turun enam posisi dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan ini mengundang perhatian, karena salah satu faktor yang dianggap memengaruhi kebahagiaan adalah kebiasaan makan sendirian yang semakin umum. Lalu, apakah honbap benar-benar membawa kebebasan, atau justru kesepian yang merundung?
Makan Sendirian: Kebebasan atau Kesepian?
Fenomena honbap di Korea Selatan dipicu oleh sejumlah faktor sosial dan budaya yang mendalam. Mari kita bahas beberapa penyebab utamanya:
1. Tingginya Jumlah Rumah Tangga Satu Orang
Menurut data dari Korean Statistical Information Service (KOSIS, 2024), sekitar 40 persen rumah tangga di Korea Selatan kini terdiri dari satu orang—angin perubahan yang terasa tajam jika dibandingkan dengan beberapa dekade lalu. Semakin banyak orang yang tinggal sendirian, dan tentunya, mereka lebih sering makan sendiri.
2. Tekanan Pekerjaan yang Tinggi
Budaya kerja keras di Korea Selatan dengan jam kerja yang panjang dan tekanan yang tinggi membuat banyak pekerja tidak punya banyak waktu untuk bersosialisasi atau makan bersama. Studi dari Korea Labor Institute (2023) menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen pekerja di Korea Selatan sering kali makan sendirian di tempat kerja, karena kesibukan yang tak bisa dihindari.
3. Perubahan Gaya Hidup dan Individualisme
Honbap tidak lagi hanya soal kebiasaan makan sendiri, melainkan juga sebagai pilihan gaya hidup. Restoran dan kafe mulai menyesuaikan diri dengan menyediakan ruang makan individual, bahkan beberapa tempat terkenal seperti Ichiran Ramen kini menawarkan bilik pribadi untuk para pengunjung yang ingin menikmati makan tanpa gangguan sosial.
Honbap dan Hubungannya dengan Kebahagiaan
Meskipun tren honbap telah menyebar luas, World Happiness Report 2025 menyoroti pentingnya kebersamaan dalam membangun kebahagiaan. Negara-negara yang memiliki tingkat kebersamaan tinggi, seperti Finlandia dan Denmark, consistently menduduki peringkat atas dalam indeks kebahagiaan global.
Sementara itu, di negara-negara seperti Korea Selatan dan Jepang, yang dikenal dengan budaya kerja yang sibuk dan individualisme yang tinggi, tingkat kebahagiaan cenderung lebih rendah. Studi dari Seoul National University (2023) menunjukkan bahwa makan sendirian berhubungan dengan peningkatan risiko stres dan depresi, terutama di kalangan anak muda dan lansia.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health (2022), keluarga yang rutin makan bersama cenderung memiliki hubungan yang lebih erat dan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Makan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan perut, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mempererat ikatan sosial dan mengurangi stres.
Makan Sendirian: Kebebasan yang Tidak Selalu Membawa Kebahagiaan
Memang, honbap memberikan kebebasan dan kenyamanan bagi sebagian orang. Ada yang merasa lebih tenang dan bebas dari tekanan sosial saat makan sendirian. Namun, kebiasaan ini jika terus-menerus dilakukan bisa berdampak negatif pada kesejahteraan sosial dan emosional seseorang.
Makan sendirian mungkin memberikan rasa kebebasan sesaat, tetapi dalam jangka panjang, kebersamaan saat makan dapat memperkaya pengalaman hidup dan meningkatkan kebahagiaan.
Saat dunia semakin sibuk dan individualistis, momen makan bersama orang terdekat bisa menjadi cara sederhana namun efektif untuk kembali terhubung, mengurangi stres, dan memperbaiki kualitas hidup.
Menemukan Keseimbangan antara Kebebasan dan Kebahagiaan
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, honbap mungkin memang menawarkan kebebasan, namun kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari kesendirian. Kebersamaan, komunikasi, dan hubungan sosial yang dibangun saat makan bersama keluarga atau teman adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan yang lebih mendalam.
Jadi, meskipun sesekali makan sendirian bisa menyenangkan, meluangkan waktu untuk berbagi hidangan dengan orang-orang terdekat mungkin adalah cara terbaik untuk menemukan kebahagiaan sejati di dunia yang semakin sibuk ini.