GARDANTT.id- Masa remaja merupakan periode penting dalam kehidupan seseorang, di mana banyak perubahan fisik, emosional, dan sosial terjadi. Saat ini, remaja mulai membentuk identitas diri, mengeksplorasi hubungan sosial, dan menghadapi tantangan akademik maupun pribadi.
Namun, perubahan yang cepat ini juga dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka. Menjaga kesehatan mental di usia remaja sangatlah penting, karena dapat memengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan dan perkembangan di masa depan.
Usia remaja adalah periode transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, yang sering disebut sebagai “usia badai” karena banyaknya perubahan yang terjadi. Pada masa ini, terjadi perubahan besar baik secara fisik, mental, sosial, maupun emosional (Stuart, 2013).
Perkembangan emosi pada remaja cenderung sangat intens dan penuh energi, sementara kemampuan untuk mengendalikan diri masih berkembang. Hal ini sering kali menyebabkan ketidakseimbangan emosional, yang jika dibiarkan dan tidak dikelola dengan baik, dapat memicu gangguan mental dan emosional pada remaja (Devita, 2019).
Menurut hasil survei kesehatan mental dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) (Gloria, 2022), yang mengukur prevalensi gangguan mental pada remaja usia 10-17 tahun di Indonesia, ditemukan bahwa satu dari tiga remaja mengalami masalah kesehatan mental, sementara satu dari dua puluh remaja mengalami gangguan mental dalam periode 12 bulan terakhir.
Angka ini setara dengan sekitar 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja yang dimaksud dalam survei ini adalah mereka yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5), yang digunakan sebagai acuan diagnosis gangguan mental di Indonesia.
Hasil survei juga mengungkapkan bahwa gangguan mental yang paling banyak dialami oleh remaja adalah gangguan kecemasan (gabungan antara fobia sosial dan gangguan kecemasan menyeluruh) sebesar 3,7%, diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5%.
Menurut Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), provinsi Aceh dan DIY memiliki prevalensi yang tinggi terkait gangguan emosi pada remaja. Kasus gangguan emosi pada remaja, yang dikenal dengan istilah “setengah kopling”, tercatat paling tinggi di Aceh dan DIY, yaitu 7 per seribu penduduk. Hasto juga menjelaskan bahwa remaja dengan gangguan mental sering kali menunjukkan ciri-ciri seperti kesulitan dalam bekerja sama, kurangnya rasa tanggung jawab, dan sering membolos.
Jika kondisi ini dibiarkan terus berlanjut tanpa penanganan yang tepat, maka dapat meningkatkan risiko remaja terlibat dalam penyalahgunaan napza, kekerasan di sekolah, seks bebas, gangguan jiwa, serta perilaku negatif lainnya (Gatra.com, 2023). Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan Mental Remaja yaitu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja
Salah satunya adalah tekanan dari lingkungan sosial, seperti pergaulan dengan teman sebaya, media sosial, dan harapan dari orang tua atau sekolah. Kecemasan terkait prestasi akademik, citra tubuh, dan hubungan dengan teman-teman sering kali menjadi sumber stres yang signifikan.
Selain itu, perubahan hormon yang terjadi selama masa pubertas juga dapat memengaruhi suasana hati dan emosi remaja. Terkadang, remaja merasa kesulitan untuk mengungkapkan perasaan atau mengelola stres, yang dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau gangguan makan.
Dampak Buruk Jika Kesehatan Mental Tidak Dijaga
Jika kesehatan mental remaja tidak dijaga dengan baik, dampaknya bisa sangat serius. Gangguan mental yang tidak diatasi dengan baik dapat memengaruhi kinerja akademik, hubungan sosial, dan bahkan kesehatan fisik. Remaja yang tidak memiliki dukungan emosional atau keterampilan untuk mengelola stres dapat lebih rentan terhadap masalah seperti depresi, kecemasan, dan pemikiran negatif.
Kesehatan mental yang buruk juga dapat berkontribusi pada peningkatan risiko perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan zat atau tindakan berbahaya lainnya. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk memiliki dukungan yang tepat dan pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan mental mereka.
Cara Menjaga Kesehatan Mental di Usia Remaja
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh remaja untuk menjaga kesehatan mental mereka. Salah satunya adalah dengan mengembangkan keterampilan dalam mengelola stres, seperti melalui olahraga, meditasi, atau hobi yang disukai. Berbicara dengan orang yang dipercaya, seperti orang tua, teman, atau konselor, juga dapat membantu mereka mengatasi perasaan yang sulit.
Selain itu, tidur yang cukup, pola makan yang sehat, dan menjaga keseimbangan antara waktu belajar dan bersosialisasi juga penting untuk mendukung kesehatan mental yang baik. Media sosial juga perlu digunakan secara bijak, karena terlalu banyak terpapar media sosial dapat memperburuk perasaan cemas atau rendah diri.
Menjaga kesehatan mental di usia remaja sangat penting, karena periode ini adalah fondasi untuk perkembangan kesehatan mental di masa dewasa. Dukungan dari keluarga, teman, dan pihak sekolah sangat diperlukan untuk membantu remaja menghadapi tantangan emosional dan sosial yang mereka hadapi. Dengan memahami pentingnya menjaga kesehatan mental dan melakukan langkah-langkah pencegahan, remaja dapat lebih siap menghadapi dunia dengan rasa percaya diri dan kesejahteraan yang lebih baik.
Dengan pendekatan yang tepat, remaja tidak hanya dapat mengatasi tantangan mental yang ada, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang lebih tangguh dan mampu menjaga keseimbangan hidup di masa depan.