Sekolahkan Empat Orang Anak
Jika melihat semangat juangnya yang tinggi, seharusnya mama Kristina pasti tidak tinggal di rumahnya yang reyot, Namun, pendapatannya yang sedikit dan tidak tetap hanya mampu untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekolah anaknya.
Mama Kristina memiliki 4 orang anak. Anak pertama baru saja tamat SMA. Sedangkan anak kedua berada di bangku kelas 2 SMA. Anak ketiga berada di kelas 3 SMP dan yang bungsu masih duduk di bangku kelas 6 SD.
“Yang membuat saya sedih, anak pertama ini nilainya bagus. Tiap hari dia minta untuk melanjutkan sekolahnya. Tapi saya masih bingung, sekolah dengan biaya darimana,” tuturnya.
Sesekali mama Kristina mengusap air matanya sambil mengisahkan hidupnya kepada awak media. Ia mengayakan, Andai saja ayah dari anak-anaknya bertanggung jawab penuh maka beban yang ia tanggung tidak seberat ini.
“Dulu memang masih sama suami, tapi saya hanya istri ke dua. Dia datang hanya sekali sebulan, setahun hanya kasih uang lima ratus ribu. itu tidak mungkin cukup,” katanya.
Mama Kristina pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan suaminya dan tidak diperbolehkan lagi untuk datang di rumahnya. Sementara, untuk segala jenis administrasi kependudukan anak-anak, semua mengatasnamakan dirinya.
Luput dari Perhatian Pemerintah
Lebih dari 20 tahun mama Kristina menaruh hidupnya berjualan di kota Ruteng untuk menghidupkan keluarga kecilnya yang tinggal di gubuk reyot. Ia belum pernah merasakan bagaimana baiknya bantuan dari Pemerintah Daerah. Mungkin mama Kristina hanyalah orang kecil sehingga pemerintah menutup mata terhadap kondisi keluarganya.
“Tetapi saya tidak terlalu mau protes. Saya hanya mengandalkan Tuhan. Tuhan pasti menolong saya sebab bagi saya manusia itu lahir karena Tuhan, begitu pula anak-anak saya. Tuhan pasti bantu,” katanya.
Mama Kristina mengatakan, dengan adanya bedah rumah yang dilakukan oleh AKCBR berharap Pemerintah Kabupaten Manggarai juga turut memperhatikan dirinya. Baik untuk kelanjutan pembangunan rumah maupun sekolah anak-anaknya.
“Sebab harapan saya, anak-anak harus menjadi baik, lebih baik dari saya, jika mereka sekolah,” tutupnya.
Bedah Rumah Baru oleh AKCBR
AKCBR adalah singkatan dari Ase Kae Cibal Ruteng. Organisasi kecil ini merupakan wadah yang menghimpun keluarga yang berasal dari kecamatan Cibal Barat di kota Ruteng. Dalam wadah ini, para anggotanya melaksanakan arisan bulanan. Selain itu juga bertujuan untuk melakukan aksi sosial kepada yang membutuhkan.
Ketua AKCBR, Sipri Ngaca kepada awak media, Sabtu (1/5) menjelaskan, kegiatan membedah rumah milik mama Kristina digagas bersama oleh anggota AKCBR.
Mulanya kata Sipri, ada anggota yang menyampaikan tentang kondisi keluarga dari mama Kristina. Atas dasar itu bersepakat untuk membantu membedahkan rumahnya.
“Setelah semua sepakat, kita langsung menghubungi mama Kristina. Dia tak keberatan, sehingga minggu lalu kita memulai lakukan pembongkaran rumah lamanya dan dibangun yang baru ini,” kata Naca.
Sipri juga menjelaskan, apa yang dilakukan oleh AKCBR bukan atas dasar kelebihan yang yang dimiliki, melainkan atas rasa peduli terhadap sesama. Sebab semua anggota merasa prihatin dengan kondisi keluarga mama Kristina.
“Semua bekerja secara sukarela, kami hanya memakai dua tukang saja. Selebihnya anggota yang lain bekerja secara gotong-royong,” ucap Sipri.
Sipri juga menjelaskan, bersyukur banyak respon positif dari berbagai pihak terhadap aksi sosial yang mereka lakukan. Beberapa pihak turut mengambil bagian dalam proses bedah rumah mama Kristina seperti dari Bandung Utama Grup (BUG) Ruteng, Kodim 1612 Manggarai, dan Keuskupan Ruteng. Semua pihak membantu dengan caranya masing-masing.
“Puji Tuhan, ada yang menyumbang berbagai jenis material. Ada pula yang menyumbang beras dan lain-lain. Bahkan dari kodim 1612 Manggarai mengirimkan beberapa anggotanya untuk ikut bekerja,” tambahnya.
Lebih jauh menurut Sipri, belum ada informasi mengenai ada atau tidaknya bantuan dari pemerintah daerah. Namun, kata dia kepala bagian kesejahteraan Sosial Kabupaten Manggarai sudah pernah memantau langsung ke rumah mama Kristina.
“Semoga nanti ada dari pemerintah. Kami juga berharap dari berbagai pihak, ada yang bersedia membatu keluarga mama Kristina,” tutupnya.
Mama Kristina adalah potret kelam perhatian pemerintah terhadap kondisi masyarakatnya khusus Kabupaten Manggarai. Berharap semakin banyak pihak yang bersedia membantu untuk meringankan beban keluarganya. (AN/AJ)