Potret Buram Kehidupan Masyarakat Miskin di Manggarai Luput dari Perhatian Pemerintah

Manggarai.GardaNTT.id- Rumah baru mama Kristina Hardina akhirnya dibangun. Meskipun rumah tersebut masih dibangun diatas tanah milik orang lain di karot, Kelurahan Karot, Kec. Langke Rembong, Kab. Manggarai. Mama Christina tetap bersyukur, setidaknya rumah barunya lebih layak untuk ditempati.

Di lokasi rumah baru yang ia tempati saat ini, Ibu yang memiliki 4 orang anak itu kepada awak media, Sabtu (1/5) menceriterakan kisah haru dibalik bedah rumahnya oleh Ase Kae Cibal Barat (AKCB) yang berdomisili di kota Ruteng.

Ia mengaku jika dirinya bertahun-tahun bersama ke empat anaknya tinggal di Rumah reyot. Sudah sekian lama pula merindukan rumah yang layak untuk ditempati. Namun apa daya tak mampu mewujudkan kerinduan itu, lantaran mama Kristina menjadi tulang punggung menghidupkan anak-anaknya dengan kerja seadanya, Ia tidak memiliki apa-apa lagi. Mama kristina hanya berserah pada Tuhan agar ada jalan bagi keluarganya.

“Saya berdoa dan terus berdoa. Tuhan berikan saya jalan. Saya yakin Tuhan pasti akan menolong,” kisahnya.

Mama Kristina juga mengatakan jika sudah tidak ada sumber pendapatan lagi untuk menafkahi keluarganya. Kehidupannya saat ini sangat sulit, karena tidak memiliki pekerjaan.

Berbagai macam upaya yang ia lakukan untuk bisa menanggung ekonomi keluarga dan biaya sekolah anak-anak. Kerja serabutan, jualan sayuran keliling dan masih banyak lainnya yang halal yang ia tekuni selama ini.

“Ada orang yang minta saya jual mereka punya barang kios (sebangko) keliling. Ada juga kain songke dari keluarga di kampung. Saya jual dan ambil untung sedikit,” tuturnya.

Pernah Menjadi Pedagang Kaki Lima

Mama Kristina bukan tipe orang yang suka mengeluh dan gampang menyerah. Ia sempat berkerja sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL) sejak tahun 2001 di kota Ruteng. Karena semakin ketatnya penertiban dan penataan kota Ruteng pada Tahun 2011, lokasi yang menjadi tumpuan mama Kristina untuk mencari sesuap nasi, dibongkar oleh petugas. Saat itu Mama Kristina dan para PKL lainnya diberikan lahan untuk jualan disekitar pasar Puni Ruteng, apa boleh buat, jualan mama Kristina tidak laku lagi karena lokasi yang mereka tempati saat itu sangat sepi. Mama Kristina dengan terpaksa dan memutuskan untuk berhenti berjualan.

“Waktu itu, di stand (tempat jualan) sangat sepih, sehari kadang tidak ada pemasukan. Uang malah habis dibayar Bemo pergi pulang,” kisahnya.

Ket Foto: Ibu Kristina Hardina

Mama Kristina memutuskan berhenti berdagang, namun ia tetap tegar untuk terus bekerja demi menafkahi dan menyekolahkan buah hatinya. Karena beban ekonomi semakin tinggi, tahun 2015 ia bekerja pada CV. Ucis menjadi Cleaning Service (CS) dan ditempatkan di kantor DPRD Kabupaten Manggarai. Satu setengah tahun mama Kristina mengadu nasib menjadi CS disana, hingga ia dikeluarkan tanpa alasan yang jelas. Tanpa protes ibu 4 orang anak itu menerima pemberhentian dengan iklas, Dalam hatinya ia berkata jika dirinya hanyalah orang Kecil. Sejak saat itu hingga sekarang, mama Christina hanya mengandalkan kerja serabutan untuk menghidupi keluarganya.