Manggarai.GardaNTT.id – Pandemik Covid-19 telah membuat dunia pendidikan, khususnya pendidik dan peserta didik sangat bergantung pada kontrol teknologi. Berlatar pada tuntutan protokol kesehatan (prokes), interaksi dasariah antara pendidik dan peserta didik tergantikan dengan peran teknologi. Perjumpaan dan relasi antara pendidik dan peserta didik dalam ruang-ruang kelas tradisional atau di halaman-halaman sekolah, bercanda atau bermain bersama mereka berubah ketika semuanya mengandalkan dan berharap pada teknologi. Padahal esensi pendidikan sesungguhnya adalah pergaulan. Ketergantungan pada teknologi semacam itu perlahan-lahan dapat menggerus kemanusiaan kita.
Demikian paparan Dr. Maksimus Regus, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika Santu Paulus Ruteng dalam presentasi materi pada First International Conference on Eucation, Humanities, Health and Agriculture (ICEHHA) yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng (Kamis, 3/6).
Dalam makalahnya berjudul ‘Mainstreaming Digital Literacy in the Time of COVID-19 Pandemic, A Preliminary Identification on Challenges and Opportunities in Indonesia & Beyond’, Dr, Maksimus mengatakan bahwa kontrol teknologi memang diperlukan dalam dunia pendidikan, tanpa harus mengurangi kualitas dan standar pendidikan.
“Sektor Pendidikan perlu melakukan sinergi untuk mendorong terwujudnya pemenuhan kebutuhan digital bagi pendidik dan peserta didik. Langkah ini perlu diambil tanpa mengurangi kualitas dan standar akademik kurikulum, pengajaran, dan penelitian di sekolah maupun di perguruan tinggi,” ungkap salah satu keynote speaker itu.