Kemendes PDTT dan SurfAid Kerja Sama Tingkatkan Kesejahteraan Desa di Sumba Barat

Sumba Barat, GardaNTT.id – SurfAid Indonesia bekerja sama dengan Kemendes PDTT  melakukan kegiatan Sekolah Lapang dengan tema ‘Budi Daya Tanaman yang Ramah Lingkungan’.

Kegiatan dari organisasi nirlaba ini bertujuan untuk meningkatkan, kesehatan, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat terpencil yang terhubung melalui kegiatan selancar.

Pantauan media ini, penanaman simbolis tanaman pangan varietas lokal seperti Ubi Talas dan Cabe dilokasi kebun percontohan/Demo Farmer yang berlokasi di Desa Wetana, Kecamatan Laboya, Kabupaten Sumba Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Agriculture Officer Marcelo Nabu kepada gardaNTT.id Kamis (11/8)  mengatakan, kegiatan sekolah lapang terbagi dalam tiga sesi, dan setiap sesi memiliki jedah waktu 1 bulan sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan cabe yakni sesi pertama/bulan pertama para peserta belajar dan praktek lansung seleksi benih, pemilihan media semai, persemaian benih dan penanaman bibit cabe.

Sedangkan, sesi kedua/bulan ke 2 belajar dan praktek perawatan tanaman di antaranya Pemupukan, Pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Di sesi akhir/bulan ke 3 belajar dan praktek panen dan pasca panen hingga proses pemasaran serta Analisa usaha tani.
 
Kegiatan sekolah lapang ini kata Marcelo, melibatkan 8 perwakilan kelompok tani diantaranya 24 orang laki-laki dan 16 orang perempuan dampingan program Nusatani. Kedelapan kelompok tani tersebut adalah, Waimaringi Ate, Kelompok Kaha, Paba Kanaha, Hoba Tete, Panoka, Letewunga, Watupadede dan Kelompok Kareha Marega. Turut hadir mendampingi aparat desa Wetana, Penyuluh Pertanian Lapangan dan Pengurus BUMDes.

Project Manajer Program NusaTani Area Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Westriati Niken Sasanti dalam arahannya mengatakan,

“Sebenarnya ini yang saya harapkan dari dulu tapi sebelumnya tidak ada yang bisa diperlihatkan untuk dicontoh oleh kelompok tani, namun sekarang telah banyak perubahan yang terjadi di lahan percontohan ini. Sehingga saya berharap segala proses yang terjadi hari ini tidak berhenti sampai disini. Karena materi belajarnya akan banyak sekali,” jelas Niken.

Menurut dia, kebun percontohan yang ideal adalah kebun yang bisa dijadikan sebagai tempat belajar bagi kelompok tani dan  kelompok-kelompok tani yang belum mendapatkan pelatihan model pertanian yang baik harus diprioritaskan.

Ia juga mengatakan, dengan kegiatan sekolah lapang ini diharapkan bapak dan ibu Kelompok Tani dapat menerapkan di lahannya masing-masing, tidak harus di lahan yang luas tapi bisa dimulai dulu dari pekarangan.

“Nanti mama-mama yang akan merasakan hasilnya, karena uang dari jualan hasil panen dapat digunakan untuk menabung dan juga dapat menghemat pengeluaran untuk membeli kebutuhan rumah tangga,” katanya.

“Kalau SurFaid sudah tidak melakukan pendampingan di tempat ini Bapak dan Mama-mama sudah mandiri karena semua ilmu sudah didapat melalui berbagai pelatihan di kelompok. Kalaupun saat ini dalam kegiatan sekolah lapang secara khusus yang kita pelajari tentang cabe, tetapi sebenarnya masih ada komoditi lain yang ditanam pada kebun percontohan ini, seperti semangka, melon, bawang merah, Bayam, kangkung, sawi, wortel dan tomat,” terangnya.

Desa Haju
Penulis: Isto GoroEditor: Adi Jaya