Namun, sesungguhnya bila dilihat lebih jauh hampir semua kampung maupun desa di dalam komunitas masyarakat Lembata terdapat pengetahuan dan praktik hidup turun-temurun atau kearifan lokal (local wisdom) demi menjaga kesehatan manusianya bersumber dari tanaman maupun tumbuhan herbal selain dunia medis modern. Praktik-praktik itu, termasuk keyakinann kepada alam beserta tumbuhan adalah ciptaan Tuhan yang memiliki daya penyembuh bagi manusia.
Justin, kolumnis sejumlah media dan peneliti asal Lembata, menjelaskan komunitas masyarakat Lewokukung-Baolangu sangat akrab dengan aneka jenis kacang-kacangan maupun umbi-umbian, baik yang ditanam di kebun maupun yang tumbuh liar di hutan dan percaya bahwa semuanya memiliki khasiat menyembuhkan.
“Di desa Lewokukung-Baolangu terdapat aneka jenis kacang dengan nama lokal seperti delaj, wetem, uta mekjawa, sura mojek, sura engal, sura koles, dan lain-lain. Begitu juga ada aneka jenis tumbuhan obat seperti kweluk, malu, kleruk, liaru, kebelu, leptaka mera, dan lain-lain. Saat virus korona kian mengglobal, komunitas masyarakat Lewokukung-Baolangu dan desa-desa lainnya di Lembata malah berbalik lalu bersandar pula pada tanaman dan tumbuhan-tumbuhan herbal di wilayahnya masing-masing,” kata Justin Wejak, alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Maumere, Flores.
Menurut Justin, selain berbagi cerita-cerita setempat tentang makanan tradisional dan tumbuhan-tumbuhan obat, proyek ini meneliti cara pengetahuan lokal diproduksi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proyek penelitian ini merupakan upaya untuk memahami peran-peran ‘gender’ dan ‘generasi’ dalam memproduksi, mewariskan, dan melestarikan pengetahuan dan praktik-praktik lokal mengenai makanan tradisional dan tumbuhan-tumbuhan obat dalam masyarakat agraris setempat.
Pada bagian lain, Justin menambahkan, ada dua pertanyaan umum untuk penelitian tersebut. Pertama, bagaimana masyarakat desa Lewokukung-Baolangu melestarikan pengetahuan dan kearifan lokal mereka terkait makanan tradisional dan tumbuhan-tumbuhan obat dalam sejarah lingkungan dan proses perubahan ekologis?