GardaNTT. id – Pemerintah terus memperkuat upaya pemerataan layanan kesehatan hingga ke pelosok negeri. Salah satu langkah strategis yang kini tengah didorong oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin adalah memperluas akses fasilitas kesehatan melalui pengembangan klinik dan apotek desa di wilayah terpencil, tertinggal, dan perbatasan (3T).
Menteri Kesehatan Budi menyampaikan bahwa keberadaan sekitar 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia masih belum mencukupi, terutama untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di wilayah-wilayah terpencil dan perbatasan.
“Yang akan jalan segera klinik dan apotek desa. Nggak cukup 10 ribu puskesmas di kecamatan untuk cover seluruh wilayah Indonesia, pengalaman dari COVID-19,” beber Menkes Budi, yang dikutip dari detikhealth.com, Senin (14/4/2025).
“Saya mau turunin ke 85 ribu desa. Gimana? Dengan mengkonsolidasikan yang namanya pustu dan poskesdes. Itu ada 66 ribu.”
Regulasi ini rencananya akan diformalkan dan dimasukkan dalam Undang-Undang. Keberadaan apotek dan klinik desa juga diprediksi akan mempermudah akses masyarakat untuk mengikuti program cek kesehatan gratis (CKG), yang saat ini baru diikuti oleh 1,5 juta orang.
Menkes berencana untuk melibatkan perawat-perawat dalam menghadapi kekurangan tenaga kesehatan di daerah, meskipun kebijakan ini kemungkinan akan memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat.
“Nanti kami akan menempatkan satu perawat dan satu bidan di setiap desa. Mungkin nanti akan ramai karena ide saya adalah meningkatkan peran perawat plus, seperti yang dulu dikenal dengan istilah mantri. Para dokter umum mungkin akan protes,” ujarnya.
Namun, Menkes menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil untuk memastikan layanan kesehatan bisa diakses hingga ke level desa. “Jika tidak begitu, layanan kesehatan akan sulit dijangkau, terutama di desa-desa yang jaraknya jauh dari kecamatan. Riset menunjukkan bahwa fokus utama kita adalah memberikan akses yang lebih dekat,” tambahnya.
Terkait dengan kompetensi, Menkes menyebutkan bahwa hal ini dapat diatasi dengan pendampingan dan peningkatan keterampilan oleh rekan-rekan dokter. Dengan demikian, pelayanan di daerah tetap bisa berjalan dengan baik.
“Ini mungkin bisa menjadi kontroversial, tetapi tujuannya adalah agar klinik dan apotek bisa tersedia hingga ke desa-desa, menjaga kesehatan masyarakat yang aksesnya sulit,” jelas Menkes.
Program ini disambut positif oleh sejumlah kepala daerah yang selama ini kesulitan dalam menyediakan akses layanan kesehatan memadai di wilayah terpencil. Mereka berharap kehadiran apotek dan klinik desa bisa menjadi solusi nyata untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Dengan berbagai upaya ini, pemerintah menargetkan bahwa ke depan tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang tertinggal dalam akses layanan kesehatan, tidak peduli seberapa jauh mereka tinggal dari pusat kota.