Optimalisasi Perairan Darat Sumsel Dorong Ketahanan Pangan, Ciptakan Lapangan Kerja & Jaga Ekosistem Berkelanjutan

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) KKP I Nyoman Radiarta (kedua kanan) bersama Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang, Sumatera Selatan. (Antaranews)

GardaNTT.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pemanfaatan potensi perairan darat di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai langkah strategis menciptakan ketahanan pangan nasional.

Dengan luas perairan darat mencapai 2,5 juta hektare, Sumsel dinilai memiliki peluang besar untuk menjadi pusat penghasil protein lokal berbasis perikanan darat.

“Berdasarkan data provinsi itu memiliki luas perairan darat mencapai 2,5 juta hektare yang dapat dioptimalkan untuk mendukung ketersediaan pangan dan membuka lapangan kerja,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) KKP, I Nyoman Radiarta, dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari antaranews pada Selasa (15/4/2025).

Potensi ini bukan hanya terlihat dari luas wilayahnya, tetapi juga dari sisi produktivitas. Perairan darat di Sumsel mampu menghasilkan sekitar 70 ribu ton ikan per tahun dengan nilai ekonomi mencapai Rp3,7 triliun.

Sektor ini juga menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 80 ribu nelayan yang menggantungkan hidup dari perikanan darat.

Selain berperan dalam aspek ekonomi, perairan darat juga memiliki fungsi ekologis penting. “Yang tidak kalah penting, perairan darat menjadi sumber protein lokal yang terjangkau dan mendukung program ketahanan pangan nasional,” ujar I Nyoman Radiarta.

Ia juga menekankan bahwa wilayah ini menyumbang jasa ekosistem seperti pelestarian keanekaragaman hayati dan mitigasi risiko kebakaran lahan.

Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, KKP telah mengerahkan penyuluh kelautan dan perikanan ke tengah masyarakat. Mereka tak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tapi juga menjadi agen perubahan melalui pendekatan edukatif dan partisipatif.

Tugas penyuluh tidak hanya memberikan informasi, tetapi memberikan pencerahan (enlighment), memperkaya kapasitas masyarakat (enrichment), dan memberdayakan mereka agar mandiri (empowerment).

Hingga saat ini, terdapat 158 penyuluh aktif di Sumsel dari total 475 penyuluh yang berada di bawah koordinasi Satminkal Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang. Dampak kerja mereka terbukti nyata.

Pada tahun 2024, sebanyak 5.616 kelompok telah dibina, 589 kelompok baru dibentuk, dan 226 kelompok berhasil naik kelas, menunjukkan peningkatan kualitas usaha perikanan rakyat.

Tak hanya itu, tiga kelompok bahkan menjadi percontohan model usaha, membuka peluang replikasi di daerah lain. Kegiatan ini telah melibatkan lebih dari 1.100 tenaga kerja, yang sekaligus membuka lapangan kerja baru di sektor kelautan dan perikanan.

Guna memperkuat inisiatif tersebut, BPPSDM KP tengah mengembangkan konsep Smart Fisheries Village atau desa perikanan cerdas di dua lokasi di Sumsel, yaitu Instalasi Mariana dan Instalasi Patra Tani.

Konsep ini mengintegrasikan budi daya ikan patin varietas unggul karya anak bangsa, yakni patin perkasa, dengan pendekatan bisnis inti-plasma, pelatihan vokasi, hingga kegiatan restocking ikan lokal untuk menjaga kelestarian ekosistem.

Tak hanya fokus pada produksi, pendekatan holistik juga diterapkan melalui program sosial. Salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis dengan Menu Ikan Perairan Darat Lokal, yang sudah membagikan lebih dari 9.600 porsi makanan bergizi kepada pelajar, ibu hamil, dan anak-anak di 41 lokasi.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono juga menyatakan bahwa perairan darat memegang peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan dukungan dari berbagai sisi, mulai dari kegiatan penangkapan hingga budidaya berkelanjutan, KKP yakin bahwa pengelolaan perairan darat bisa menjadi pilar kuat bagi ketahanan pangan Indonesia.

Langkah-langkah yang diambil KKP bersama masyarakat Sumsel menunjukkan bahwa ketika potensi lokal dimaksimalkan secara tepat, bukan hanya pangan yang tercipta melainkan juga masa depan yang lebih berkelanjutan.

Desa Haju