Penulis : Yohanes A. Loni
Mahasiswa STFK Ledalero
PMKRI adalah wadah pembinaan dan pembentukan kader-kader intelektual populis. Ia konsisten dengan komitmennya untuk membentuk kader-kader bangsa dan Gereja menjadi kader yang memiliki wawasan kompehensif-integratif yaitu ahli dan katolik serta pancasialis.
Dengan kemampuan yang dimilikinya itu kader-kader PMKRI dapat berkiprah di tengah masyarakat terutama karena kader memiliki kredibilitas dan kecakapan serta kewibawaan untuk mengatasi masalah kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta menggereja secara kreatif.
Untuk mencapai sasaran ini, PMKRI berusaha menata dan memperbaruhi diri sehingga mampu menjawab kebutuhan negara dan gereja.
Kader adalah proses pematangan seorang manusia muda. Pematangan seorang manusia muda diwarnai oleh kondisi dan situasi.
Proses pematangan adalah proses mencapai keseimbangan. Keseimbanagan antara watak dan otak. Antra ilmu dan agama. Antara emosional dan mental. Keseimbangan kepribadian: matang dan dewasa! Totalitas dan integral[1]. Namun perkataan “kader” sesungguhnya selalu mengandung pengertian yang bersifat politis. W.J.S. Poerwdarnita menguraikan pengertian kader sebagai orang yang diharapkan akan memegang pekerjaan penting dalam pemerintahan juga partai politik, dan sebagainya.
[1].Janes Eudes Wawa, Jangan Takut Berpolitik (Diterbitkan oleh Bank Naskah Gramedia dan bekerja sama dengan pusat Edukasi dan Kajian Masyarakat, 2004) hlm. 90
Dalam konteks PMKRI kader adalah orang yang bertindak dan bekerja demi kepentingan bersama untuk mewujudkan tujuan suatu pendidikan kader yang sistematis baik secara teoritis maupun praktis.
Dari pendidikan akan lahir kader-kader bangsa yang bertugas menjadi kepentingan umum (bonum comune) supaya senantiasa berada dalam konteks cita-cita yang menjadi tujuan bersama yakni menciptakan masyarakat adil dan sejahtera.
Bertolak dari pengertian kader tersebut di atas maka PMKRI sebagai sebuah organisasi dengan sendirinya menjadi organisasi kader.
Sebagai organisasi kemasyarakatan pemuda yang bertanggungjawab atas kelanjutan kehidupan perhimpunan, kaderisasi PMKRI penting sehingga proses regenerasi bangsa terjamin dan berlangsung dengan baik. Kaderisasi itu sendiri pada hakikatnya menekankan planning kepemimpinan dan regenerasi.
Untuk menyikapi kader bangsa, ada banyak kesempatan kaderisasi, khusus di PMKRI menyiapkan kader Katolik Indonesia yang lahir dari buah pernikahan Anggaran Dasar Perhimpunan dan harapan umat: sarjana yang matang dan dewasa, yaitu keseimbangan kepribadian.
Seorang kader PMKRI adalah seorang yang menguasai dan kondisi di masyarakat. Dengan asas, ilmu yang dikuasai oleh seorang kader harus mampu secara nyata menunjukan aspek Kekatolikan berdasarkan ajaran Yesus Kristus.
Kader PMKRI merupakan kader yang oleh pembinaan dan perjuangan turut serta dengan penuh tanggung jawab untuk menebus amanat penderitaan rakyat.
Kader PMKRI yang integral akan membuka diri untuk membina menjadi pribadi yang berkualitas. Ia juga menjadi priadi yang independen namun terbuka pada elemen lain dan dalam kerja sama menggumuli persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat sehingga atas cara yang bijak mereka dapat melakukan perubahan dan transformasi sosial.
Menjadi kader intelektual berarti menjadi seseorang yang mau mengangkat kehidupan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila.
Cara-cara yang ditempuh adalah pertama, mengembangkan kerohanian dan pengetahuan serta kejasmaniaan demi terciptanya sarjana ahli yang pancasialis.
Kedua, turut serta menyelesaikan dan memperjuangkan kepentingan mahasiswa umumnya dan anggota khususnya, ketiga, turut serta menyempurnakan kehidupan masyarakat Indonesia demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan pancasila.