Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Transformasi PMKRI: Membentuk Kader Intelektual Populis

Kader Populis

Kader-kader PMKRI harus menampilkan diri sebagai bagian dari masyarakat. Paradigma organisasi yang elastis harus diubah ke paradigma populis. Dengan itu kader-kader PMKRI bukan saja merupakan bagian dari organisasi

Desa Haju

[1] Ridwan Saidi;

[2] PP PMKRI, Memorandum Kemasyarakatan  Sidang MPA XXX PMKRI di Kupang, tahun 2002, p.21

formal secara legastis tetapi adalah anggota yang betul-betul mencerminkan organisasi yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup negara Republik Indonesia dan terus berjuang untuk menebus amanat penderitaan rakyat.[1]

Sikap mental kebangsaan harus menjadi cita-cita dan keterlibatan serta kesetiaan yang jelas pada perjuangan bangsa Idonesia.  

Pancasila yang adalah ideologi bangsa itu sudah merupakan asas perhimpunan. Dengan demikian pancasila juga menjadi ideologi kader PMKRI.

Transformasi Kaderisasi

Perhimpunaan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia adalah arah langkah perjuangannya memaknai kepemimpinan sebagai sebuah asa menuju perubahan ke arah bangsa menjadi lebih martabat.

Menjawabi misi perhimpunan melalui kaderisasi pembinaan dan perjuangan, kader PMKRI mampu menjawabi tantangan dan situasi dengan melatih dan membina diri dalam bingkai pendidikan formal berjenjang lanjutan ditingkat cabang yaitu latihan kepemimpinan dan kaderisasi (LKK).

Latihan kemimpinan dan kaderisasi mampu menjadi jawaban krusial akan kebutuhan sumber daya kaum muda berkaitan dengan nilai-nilai serta penguatan kapasitas kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia yang berintegritas dan inovatif dalam keutuhan spiritual Kristus sebagai teladan gerakan kader.

Transformasi PMKRO juga menandakan gerak baru dalam organisasi yakni kemandirian dalam pembinaan dan sikap politik dan finansial. Tranformasi juga mendorong dibangunnya jaringan sebagai kekuatan bagi kader-kader untuk melaksanakan perubahan sosial dalam masyarakat.


[1] PMKRI Cabang Manado, “ Pandangan Umum PMKRI Cabang Manado St. Thomas Aquinas pada MPA XX PMKRI” di Banjarmasin, 18-23 Oktober 1998. P.2.

Keterlibatan itu menentukan ciri kontekstualitas PMKRI, yaitu bahwa sebagai organisasi ia berupaya berjalan searah dengan gerak jaman dan senantiasa menjawab kebutuhan dan tuntutan sosial kemasyaratan dan kegerejaan.

Transformasi organisasi PMKRI merupakan saran untuk menjadikan PMKRI mampu berjalan di tengah zaman. Hal itu menuntut komiten yang konsisten setiap kader PMKRI sehingga kemandirian, kebiasaan dan kontekstualan PMKRI dapat menjawab visi dan misi organisasi yaitu

Terwujudnya keadilan sosial, kemanusiaan dan persaudaraan sejati. Berjuang dengan terlibat dan berpihak kepada kaum tertindas melalui kaderisasi intelektual populis yang dijiwai nilai-nilai kekatolikan untuk mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan dan persaudaraan sejati

Note: Tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis, Bilamana ada kesamaan dalam isi artikel, media GardaNTT.id tidak bertangung jawab secara apapun

Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju