Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

KMK Ledalero Gelar Peluncuran dan Diskusi Buku TikTok, Penulis: Anda Semua Adalah Puisi

Suassana diskusi buku TikTok

Sikka, GardaNTT.id – Kelompok Menulis di Koran dan Diskusi Filsafat Ledalero (KMK-L) bekerja sama dengan Senat Mahasiswa STFK Ledalero Maumere-Flores-NTT menggelar peluncuran dan diskusi buku TikTok, Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik karya Melki Deni di Kantin STFK Ledalero, Jumat (25/3/2022).

Melki Deni, penulis buku TikTok, Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik saat dihubungi GardaNTT.id mengungkapkan rasa bangga atas terbitnya buku antologi puisinya.

“Saya sangat berbangga karena cita-cita saya menerbitkan buku solo khususnya antologi puisi, bisa tercapai tahun 2022 ini. Pencapaian ini tidak sekali jadi, tetapi melalui proses panjang, dan sedikit rumit. Itulah proses kreatif yang tidak pernah mencederai hasil,” ungkapnya.

Membaca dan Menulis

Lebih lanjut, Mahasiswa semester 8 STFK Ledalero itu mengungkapkan keyakinan pentingnya membaca sebagai kekuatan dan dorongan untuk menulis.

“Menulis tanpa membaca adalah kemustahilan. Membaca tanpa menulis adalah kekosongan. Tidak membaca dan tidak menulis adalah kebohongan. Kebohongan mengandung keomongkosongan. Pertarungan keomongkosongan adalah patologi sosial yang akut. Teknofilia jelas merupakan patologi sosial. Sementara dalam menulis, saya sependapat dengan A. S. Laksana bahwa proses menulis kreatif tidak boleh mempersoalkan ruang dan waktu, dan mood. Inspirasi bisa muncul kapan dan di mana saja. Begitu inspirasi muncul ke permukaan, saya langsung tulis entah kata, imaji, frasa utama atau premis. Yang terpenting bagi saya saati itu ada pena dan kertas. Prinsip saya ialah lebih baik menulis buruk daripada plagiat atau tidak menulis sama sekali,” pungkas Biarawan SVD asal Mbawar, Desa Bajak, Kec. Reok. Kab. Manggarai itu.

Melki Deni, Penulis Buku TikTok

Ketika ditanya mengenai buku yang ditulisnya, Melki, alumnus Seminari Menengah St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo-Manggarai Barat itu menjelaskan bahwa buku yang ditulisnya merupakan stimulus awal menuju pencarian tentang jagat digital melalui karya sastra.

“Kita hidup di era digital dengan algoritma-algoritma di dalamnya. Di era digital ini, kalau kita tidak klik maka kita paceklik. Kita diharapkan agar tidak hanya sibuk mengklik platform-platform digital, dan lupa mengklik sanubari dan nurani terhadap persoalan-persoalan aktual di sekitar kita. Buku TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik!  ini kiranya menjadi stimulus awal menuju pencarian yang lebih luas tentang jagat digital dengan pisau analisis kreatif karya sastra, khususnya puisi,” jelas Melki.

Di akhir telepon, penulis TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik itu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang menyukseskan penerbitan buku hingga peluncuran dan diskusi.

Apresiasi

“Saya berterima kasih kepada Kelompok Menulis di Koran dan Diskusi Filsafat Ledalero (KMK-L) bekerja sama dengan Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero-Maumere-Flores-NTT yang telah memungkinkan terjadinya acara Peluncuran dan Diskusi Buku TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik! Saya juga berterima kasih kepada kedua pembicara, yakni Pater Amandus Klau, SVD, Frater Edy Sofe, SVD, dan dimoderasi oleh Frater Bonas Sampurna. Saya juga berterima kasih kepada semua peserta diskusi yang sempat hadir. Anda semua adalah puisi yang melukis jejak indah dalam sanubari, dan proyek imajinasi kreatif saya. Jumat 25 Maret 2022 adalah malam bersejarah, dan Anda sekalian menciptakan atau menuliskannya di atas buku kehidupan saya,” tutupnya.

Para peserta diskusi Buku TikTok

Sementara, Fr. Paul Tukan, Ketua KMK-L mengatakan, KMK-L merupakan salah satu kelompok minat para Frater SVD di Seminari Tinggi Ledalero yang bergelut dalam kegiatan tulis menulis dan tukar pikiran melalui diskusi. Kelompok ini biasanya merespons tema-tema aktual dalam skala lokal maupun nasional dengan baragam persepektif.

“Melki Deni adalah salah satu anggota KMK yang aktif selama ini. Dan berkat keaktifan dalam kelompok ini dan juga melalui usaha pribadi lainnya, dia berhasil menerbitkan karya perdana ini”. Tuturnya.

Beliau juga mengatakan sebagai bentuk apresiasi kepadanya dan juga dalam rangka meningkatkan geliat sastra di tengah kalangan mahasiswa/i STFK Ledalero, maka KMK bekerja sama dengan SEMA STFK untuk melaksanakan kegiatan peluncuran dan diskusi buku tersebut.

“Tentu, hal ini juga bermaksud agar karya-karya Melki Deni menginspirasi semua orang untuk terus menerus membaca dan menulis serta melatih kreativitas berbahasa secara estetis”, tutupnya.

Fr. Edi Soge, SVD sebagai pembicara kedua mengatakan kegiatan itu merupakan kegiatan yang representatif, kegiatan yang mewakili harapan generasi milenial akan pertumbuhan literasi sastra.

“Kegiatan itu luar biasa dan menginspirasi karena memberikan kesempatan selebrasi literasi sastra” tuturnya.

Lebih lanjut alumnus SMA Seminari San Dominggo Hokeng mengatakan peluncuran buku dan diskusi buku merupakan kesempatan belajar untuk mengungkapkan suatu konteks bahwa sastra penting untuk kehidupan, bahwa puisi punya nilai keindahan yang bisa memberikan pedoman, amanat supaya kita bisa hidup dengan kedalaman bisa hidup dengan kepekaan, bisa hidup dengan rasa keindahan empati dan simpati estetik.

Di sisi lain Bonavantura selaku moderator mengatakan Kegiatan ini sangat baik untuk memacu daya kreativitas dan imaginatif kaum muda terhadap budaya menulis. Kegiatan ini sangat memantik semangat untuk mulai mengabadikan nama kita di atas selembaran ide, gagasan dan daya kritis dan puitis.

“Secara pribadi saya mengapresiasi penulis Melki Deni dalam usahanya menerbitkan buku puisi yang sangat kontekstual. Kepekaan seorang Melki Deni dilukiskan jelas dalam puisi-puisi yang ditulisnya. Ia mencoba dengan kekhasannya menulis sastra dengan sistem bunyi bahasa yang terlihat kering dalam konteks hidup kita sehari-hari dan menjadikannya puisi yang indah dengan permainan kata dan kedalaman makna”, terangnya.

Sebagai penutup Frater asal Lembor Pela itu mengatakan Semoga peluncuran buku puisi Fr. Melki Deni memacu daya juang dan memotivasi kaum muda generasi milenial untuk lebih tanggap terhadap realitas dengan melhirkan tulisan-tulisan berkuliatan.