Jakarta, GardaNTT.id-Momen menegangkan terekam saat Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melepaskan sebuah tembakan ke arah Satgas Pantas Penyangga Yonif 408/SBH. Saat itu, Letkol Inf Ade Afri Verdaniex tengah melaporkan kronologi tewasnya tiga prajurit Januari lalu.
Ade menjabarkan proses penyerangan yang dilakukan KKB terhadap Serda Rizal Maulana, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa di Distrik Gome, Puncak, Papua.
Ade memaparkan penyerangan dilakukan dua kali. Pertama saat menjelang subuh atau tepatnya pukul 03.55 WIT dan 07.55 WIT. Saat serangan kedua, dilaporkan KKB mengerahkan 22 orang.
Andika lantas merespons penjabaran yang disampaikan oleh anak buahnya tersebut. Dia menanyakan dari arah mana tembakan tersebut berasal.
“Saat kontak yang pertama, atau pengadangan yang pertama, kira-kira masih belum setengah perjalanan dari pos menuju ke titik sasaran, yaitu Bukit Bendera 2. Apa itu betul?” tanya Andika.
“Siap, betul bapak,” jawab Ade.
Namun, komunikasi sedikit terhambat saat Andika menanyakan pertanyaan kedua. Eks Pangngkostrad ini kemudian bertanya apakah Ade mendengar pertanyaan yang dia lontarkan.
“Letkol Ade, apakah suara saya ini bisa didengar?” tanya Andika lagi.
Tak lama berselang, Ade kembali muncul dengan menggunakan helm setelah sebelumnya tidak.
Dia langsung menjelaskan baru saja terdengar suara tembakan yang diarahkan ke tempatnya berada.
“Maaf izin bapak, ada suara tembakan, ada tembakan,” ujar Ade.
Andika kemudian bertanya kepada Ade tembakan tersebut berasal dari mana. Nmaun, Ade belum bisa menjawab lantaran masih mencari detail informasinya.
“(Asal tembakan) izin masih kami cari informasi bapak,” kata Ade.
Dia pun meminta Ade menangani situasi terlebih dulu. Adrian juga mengizinkan Ade untuk meninggalkan percakapan yang dilakukan melalui video call tersebut.
“Oke, ya sudah yang penting kasih perintah dulu, Letkol Ade kasih perintah ke anggota untuk tetap pada perlindungan. Untuk Letkol Ade microphone-nya bisa di-mute,” ucap Andika.
Sumber: iNesw.id