Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Petugas Medis di Puskesmas Gaura Sumba Barat Tolak Rujuk Pasien Hingga Meninggal

Sumba Barat, GardaNTT.id – Apliana Kodi Lewa, dinyatakan meninggal dunia pada hari Senin, 22 Juli 2024, sekitar pukul 21:00 wita.

Apliana merupakan warga kampung Ubu Moto, Desa Wetana, Kecamatan Lamboya Barat, Kabupaten Sumba Barat, Propinsi NTT.

Ia, dinyatakan meninggal saat masih dalam perawatan di Puskesmas Gaura, Kecamatan Lamboya Barat.

Menurut rencana, Apliana akan dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lebih lengkap di Waikabubak, ibukota Kabupaten Sumba Barat. Sehingga, mendatangi Puskesmas Gaura dimaksudkan sebagai upaya mendapat pertolongan pertama sekaligus rekomendasi rujuk.

Namun, asa Apliana untuk mendapatkan penanganan di Rumah Sakit di Waikabubak tidak kesampaian. Hal itu lantaran ia tidak mendapat rekomendasi rujuk dari petugas medis di Puskesmas Gaura.

Kronologi meninggalnya Apliana Kodi Lewa

Apliana diketahui tiba di Puskesmas Gaura pada hari Senin, 23 Juli 2024, sekitar pukul 10:00 wita. Ia dibawa menggunakan mobil Ambulance milik Pemerintah Desa Wetana.

Setibanya disana, Elsa Bili, salah seorang keluarga langsung menuju ke loket daftar yang diikuti dengan pengecekan NIK pasien oleh petugas medis untuk mengetahui status BPJS. Hasil pengecekkan pada sistem mengkonfirmasi NIK Apliana tidak aktif.

Atas alasan itulah, Puskesmas Gaura tidak memberi rujukan saat itu. Petugas medis meminta keluarga Apliana untuk membayar secara cash, sebab jika tidak, maka tidak diberi cairan infus dan obat.

“Kalau kamu tidak bayar, kami tidak pasang infus dan tidak kasih obat. Soalnya sekarang ini sudah peraturan baru,” terang Elsa, salah seorang anggota keluarga Almarhum Apliana, menirukan kata-kata petugas medis di Puskesmas Gaura saat itu.

“Jadi kami siap bayar sudah. Baru dorang segera ambil infus dan kasih obat, sambil kami minta bantuan ke salah satu keluarga yang ada di kota untuk kasi aktifkan dia punya BPJS kesehatan,” tuturnya menambahkan.

Sekitar pukul 15:00 wita, pihak keluarga menerima informasi dari kota Waikabubak, bahwa NIK Apliana sudah diaktifkan sebagai pengguna manfaat BPJS.

Mengetahui hal itu, Elsa lantas meneruskan informasi itu kepada petugas medis dengan harapan rekomendasi rujuk segera diterbitkan. Namun, petugas malah tidak menindaklanjuti dan justru meminta untuk ditunda keesokkan harinya.

“Ibu niknya sudah aktif. Saya bilang begitu. Jadi dia bilang, iya nanti tunggu besok pagi datang 1 orang begitu cek lagi NIKnya kalau sudah aktif tinggal ambil rujukan sudah begitu,” tutur Elsa meniru percakapannya dengan petugas medis.

Pihak medis beralasan, waktu pembukaan loket sudah ditutup pada pukul 12:00, sehingga baru akan dilakukan pada keesokan harinya.

“Jadi kami bertahan saja sudah, karena katanya aturan di Puskesmas begitu. Kami terpaksa mau tunggu besoknya sesuai kata petugas,” ujar Elsa.

Rupanya, sakit yang diderita Apliana cukup serius. Malam hari, sekitar pukul 21:00 wita, Apliana dinyatakan meninggal dunia. Harapan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit di Waikabubak gagal total.

“Secara manusiawi kami terpukul dan sedih atas kepergian saudara kami. Memang kematian seseorang di kehendaki oleh Tuhan. Tapi kami punya perjuangan untuk keselamatan saudara kami ini mentok sampai disitu saja,” ujar Elsa sembari mengusap air mata sedih atas kepergian Apliana.

Hingga berita ini diturunkan, GardaNTT belum berhasil mengkonfirmasi pihak Puskesmas untuk diminta tanggapan atas peristiwa itu.

Penulis: Kristo NangaEditor: Olizh Jagom