Ada Pembungkaman Suara Kritis Sebelum Terselenggara ASEAN Summit

Oleh: Yohanes Nardi Nandeng

Koferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara se-Asia Tenggara yang berhimpun di bawah naungan ASEAN yang akan dilasanakan di Labuan Bajo pada tanggal 9-11 Mei tahun 2023 merupakan suatu momen penting bagi negara Indonesia. Hal ini patut diberikan apresiasi kepada Pemerintah Pusat karena telah bekerja keras sehingga menjadi tuan rumah dalam Konferensi yang sangat bergengsi ini.

 ASEAN Summit yang ke-44 ini, selain mempererat hubungan persaudaraan dan kerja sama antara negara tetangga, momen ini juga sebagai ajang untuk memperkenalkan Labuan Bajo sebagai Pariwisata Premium. Hal ini dibuktikan ketika Presiden Republik Indonesia  memilih tempat untuk menyelenggarakan kegiatan ini.

Di balik KTT ASEAN Summit ini, ada keresahan yang menimbulkan dugaan liar dari Masyarakat. Menanyakan apakah konferensi ini bertujuan untuk rakyat atau hanya kepentingan pemerintah saja. Hal ini dilihat dari perilaku aparat penegak hukum yang melakukan Kriminalisasi dan upaya intimidasi terhadap media dan  warga yang menuntut keadilan.

Mengutip dalam Konferensi Pers Intimidasi Warga dan Jurnalis di Balik Gempita Asean Summit dalam via zoom. “Jelang KTT ASEAN  Sumit di Labuan Bajo berbagai ancaman dan intimidasi, hingga upaya kriminalisasi telah menyasar sejumlah warga, aktivis, dan jurnalis. Dua orang warga dari Cumbi dan Nalis, Labuan Bajo –lahan dan rumahnya digusur untuk akses jalan ke Kawasan Ekonomi Khusus ( KEK) Golo Mori tanpa ganti rugi, dilaporkan ke Polisi dengan tuduhan melakukan tindakan pidana penghasutan. Hal serupa juga dialami para aktivis yang mendampingi warga, juga dilaporkan ke polisi dengan tuduhan yang sama.