Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

BPP Kecamatan Pacar Adakan Kegiatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Biosaka dan Pupuk Organik

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) mengadakan kegiatan pembuatan pupuk biosaka dan bokasih yang dilaksankan di Kantor BPP Kec. Pacar, Jumat (11/08/2023) Pagi.

Kegiatan ini dihadiri 2 narasumber yaitu Borgias Satiman dengan tema pembuatan pupuk bokasih padat, yang kedua Bertolomius Ambon, S.Tp dengan tema pembuatan Biosaka.

Yang menyelenggrakan kegiatan ini BPP. Sumber anggaran itu dari dinas dana Dak dan dana pusatnya.

Yang erlibat dalam kegiatan ini adalah semua anggota kelompok tani yang ada di Kecamatan Pacar. Jadi unsur yang hadir Ini pertama penyuluh dan para kontak tani.

Dominikus Ima Sp. selaku koordinator dalam kegiatan pelatihan pembuatan pupuk biosaka dan organik ini mengungkapkan manfaat yang dilihat dalam masyarakatnya sehingga hendak mengadakan kegiatan tersebut.

“Manfaat yang pertama mengubah perilaku petani.
Kedua meningkatkan kemampuan mereka dalam hal menggunakan pupuk organik terutama Bokasih padat dan Biosaka. Itu manfaat yang paling tren sekarang yang terjadi di lingkungan kita karena sesuai dengan hasil penelitian bahwa tanah di pacar ini sudah banyak kerusakan terutama kekurangan pospor, magnesium, unsur-unsur hara lainnya terutama yang sangat kurang. Sekarang gilirannya yaitu kita adakan pelatihan terkait dengan secara tematik pemupukan organik, yaitu pembuatan organik dengan pupuk biosaka ini”, jelasnya.

Ia juga menambahkan dana yang dikeluarkan dalam pelatihan pertanian tematik kegiatan Dak non fisik.

“Dana yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah 2 juta 500.
Itu dana dak yang alokasinya tidak lebih dari 4 juta. Kisarannya sekitar dua setengah sampai 3,3 juta seluruh. Jadi anggaran ini sebenarnya untuk akomodasi makanan, belanja bahan-bahan praktek dengan ATK semuanya.

Selanjutnya, domi menjelaskan persiapan dalam menyukseskan kegiatan pelatihan tematik tersebut.

“Dalam menyukseskan kegiatan ini persiapan yang pertama: kita adakan rapat awal. Rapat awal ini untuk menentukan materi. Dari sisi materi ini sudah ditentukan dari kabupaten berkaitan analisis mekanik Kabupaten. Kemudian penyelenggara di tingkat BPP, pertama kita rapatkan barisan, kedua rapat penyuluhan.

Materi langkah awal ini terkait dengan alat dan bahan, baik alat-alat yang terkait dengan Bosaka maupun terkait bahan-bahan organik. Jadi bahan organik yang kita buat hari ini 300 kg sesuai dengan anggaran yang kita sedia. Jadi bahan-bahan yang sudah ada ini menjadi tanggung jawab teman-teman penyuluh untuk mereka persiapkan. Jadi uang yang ada sekitar Rp 600.000.00 untuk persiapan pembelian alat dan bahan-bahan pembuatan pupuk biosaka dan pembuatan pupuk organik” ,imbuhnnya.

Ia juga menyampaikan harapannya dalam kegiatan tersebut.

” Harapan yang paling pertama yang menjadi rencana tindak lanjut agar di setiap kelompok tani harus lakukan ini dalam bentuk rencana tindak lanjutnya. Hasil dari kegiatan hari ini untuk bawa pergi kelompok tadi melalui ketua bersama anggota. Nanti mereka lakukan pembuatan pupuk organik dan pupuk biosaka di tingkat kelompok. Kemudian penerapannya nanti sesuai dengan petunjuk teknis tetap di bawah bimbingan para penyuluh yang ada di BPP pacar”,imbuh Domi.

Bertolomius Ambon, S.Tp selaku pemateri 1 menyampaikan perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan biosaka pada tanaman.

“Kalau pengalaman saya dari pemakaian biosaka ada perbedaannya pada tanaman. Misalnya sebelum menggunakan biosaka hasilnya hanya 4 karung, kemudian penggunaan pupuk kimianya full, setelah penggunaan biosaka pupuk kimianya kurang 5% tapi hasilnya meningkat.

Ambon juga menjelaskan persiapan alat dan bahan dalam pembuatan biosaka.

“Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan biosaka ini:

  1. Persiapan Alat
    Wadah (baskom/ember), Gayung, Saringan, Corong, dan botol/jerigen untuk wadah biosaka.
  2. Persiapan bahan:
    1.Rumput-rumputan/daun-daunan yang sehat, sempurna ukuran daun simetris, tidak terkena hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujunf daun tidak kusam dan warna daun rata. Ambil agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil 2-4 daun dengan batangnya.
  3. Jangan ambil rumput yang berduri agar tidak melukai tangan waktu meremas.
  4. Memilih rumput/daun minimal 5 jenis dari rumput/daun sekitar pertanaman, jenis dan warna rumput/daun bebas, tidak harus standar/seragam karena setiap waktu dan tempat bisa berbeda-beda.
  5. Banyaknya satu genggaman tangan untuk 1 wadah dalam satu kali pembuatan, 5% bahan dan 95% air atau sekitar 2,5 ons bahan rumput/daun dalam 5 liter”, jelas Bertolomius.

Selanjutnya, bertolomius menyampaikan peroses pembuatan biosaka tersebut.

“Proses pembuatan biosaka ini yaitu pertama: meremas didahului berdoa dan dilakukan dengan sabar, iklas, sepenuh hati dan fokus. Kedua: campurkan bahan dejgan air bersih sebanyak 2-5 liter dalam wadah yang sudah disiapkan (tanpa campuran bahan apapun). Ketiga lakukan peremasan dengab tangan kanan, sementara tangan kiri memegang pangkal bahan. Sekali meremas diikuti sekali memutar/mengaduk air ke kiri. Tangan kanan bergerak memutar air kekiri (berlawanan arah jarum jam) sambil mengumpulkan bahan yang tercecer sambil tetap meremas. Keempat: diremas sampai selsai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tetap tanfan di dalam air dan tudak bergantu orang. Kelima: meremas rumput tidak boleh pakau blender, mesin, ditumbuh tetapi harus menggunakan tangan karena ada interaksi antara tangan dengan rumput sebagai maklhuk hidup, sebagaimana halnya membuat cincau. Sehingga biosaka tidak bisa dibuat pabrikan dan diperjualbelikan, karena semua petani bisa membuat sendiri. Ke enam: peremasan dilakukan sampai ramuan homogen (sebenarnya hingga kohoren/harmoni), disebut homogen karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun”, jelasnya.

Ia juga menambahkan aplikasi penyemprotan dari biosaka tersebut

“Pertama: alat semprot harus bersih dari kandungan sisa pestisida, fungsida dan herbisida. Kedua: Dosis penyemprotna untuk padi dan jagung 40ml/tanki semprot volume 15 liter. Untuk aneka kacanf dan umbi 30ml/tanki dan hortikultura 10ml/tanki. Untuk satu hal lahan cukup 3-4 tanki sprayer. Ketiga: untuk padi dan jagung, aplikasi pertama pada umur 7-10 HST dan dilanjutkan 7 kali semusim dengan interval penyemprotan 10-14 hari dan ubtuk sayuran seminggu sekali. Keempat: penyemprotan dilakukan dengan nozzle kabut di atas pertanaman, minimal 1 meter di atas tanaman, letak posisi nozzle menghadap ke atas, tidak boleh diulang-ulang. Kelima: waktu penyemprotan bisa pagi/sianf/sore dan sebaiknya pada sore hari saat ada angin mudah menyemprot ngabut, perhatkan cuaca dana arah menyemprot mengikuti arah angin.
Ke enam: penyemprotan cukup dari atas galengan dengan stik diperpanjang hingga 2-3 m.
Ketujuh: aplikasi biosaka efektif bila dibuat dan diaplikasikan di lokasu hamparan insitu dari bahan rumput/daun di sekitar. Jarak efektif aplikasi pada lahan radius maksimal 20 km dan untuk lahan yang sudah berat/tidam sehat harus lebih dekar lagi, tidak efektif biosaka diaplikasikan/dikirim antara wilayah karena terkait pengenalan agrekosistem”, imbuh Ambon.

Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini bahwa pelatihan pertanian tematik kegiatan Dak non fisik Ini diadalaan sekali setahun. Kegiaatan ini sangat membantu masyarakat.