Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Bupati Malaka Terjang Banjir

Foto Dokumen pribadi

Yohanes Mau*

Jumat, 25/02/2022 Harian Pagi Pos Kupang menurunkan Headline berita, “Bupati Malaka Terjang Banjir, akibat tanggul jebol banjir meluap hingga tutup lima wilayah pedesaan di sekitaran sungai Benenai.” Dalam wawancaranya, Simon Nahak  selaku Bupati Malaka terkini mengatakan, “Saya berharap bencana ini tidak ada korban jiwa. Kepada masyarakat jangan berpikir dulu harta benda tapi utamakan keselamatan.”

Bencana banjir di sungai Benanai adalah langganan tetap setiap kali musim hujan. Kalau bukan banjir, itu bukanlah Benenai. Tanggul jebol dan air meluap kepung lima desa. Berhadapan dengan musibah yang satu ini tak satu orang pun yang bisa tepuk dada menahannya. Ini adalah gugatan alam kepada manusia di sekitar sungai Benenai. Manusia disadarkan untuk selalu bersahabat dengan alam sekitarnya. Juga sapaan lembut kepada para elite politik untuk melakonkan kebaikan tertinggi di antara alam semesta dan manusia.

Hal menarik di tengah resah dan gelisah hati masyarakat Malaka, Simon Nahak meneguhkan masyarakatnya untuk tenang dan tidak pikir akan harta kekayaan dan tetek bengek semua yang telah tergerus oleh luapan banjir. Simon hadir sebagai figur yang memberi percikan sejuk di tengah musim musibah yang sedang melanda masyarakat kecilnya. Memang Simon adalah figur yang memiliki hati dan mengalirkan energi sejuk kepada kawanan kecilnya. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang tanggap dengan situasi sekitar dan meresponnya secara hari ini.

Simon adalah bupati yang tidak tidur nyenyak di atas kursi tampuk pemberian rakyat. Sosok yang melebur segala totalitas diri dan mencair di dalam segala suka dan duka yang sedang dialami oleh masyarakat kecil. Simon sungguh sadar bahwa ia sungguh diberi amanah oleh masyarakat Malaka untuk menata negerinya ke arah yang lebih baik dan bermartabat. Simon menjadi pemimpin yang hadir untuk melayani dengan hati karena ia paham akan demokrasi. Ia mengerti bahwa posisinya bisa seperti sekarang ini oleh karena keyakinan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Di sini, saya memberikan apresiasi tinggi untuk Bupati Simon. Simon adalah pemimpin terbaik untuk Malaka terkini. Dari Malaka terbitlah matahari baru yang memancarkan sinar hangat bagi masyarakat Malaka. Dari pristiwa alam banjir Benenai hari ini sebenarnya Simon sedang menginternalisasikan mottonya yang dikutip dari Ir. Sukarno; “Kepadamu kutitipkan negeri ini.” Simon tahu baik bahwa demokrasi yang telah dimenangkan beberapa waktu lalu telah memberikan mandat untuk melihat dan bertindak dengan baik dan benar kepada negeri kecil malaka yang telah dititipkan oleh rakyat Malaka ke dalam tangannya. Sehingg ia akan menjaga dan merawat titipan ini dengan hati dan cinta yang besar. Hati dan cinta yang besar adalah hati yang selalu terbuka dan mengalirkan kebaikan umum kepada semua tanpa pilih kasih. Hati adalah sumber energi terbesar yang mengalir tanpa henti. Simon adalah bupati yang memiliki energi besar ini. Ia sedang menjaga, merawat, dan memeliharah negeri Malaka titipan Tuhan.

Di awal roda pemerintahannya ini terasa ada atmosfir sejuk cinta yang sedang dihembuskan oleh Bupati Simon Nahak kepada masyarakat Malaka. Pemimpin yang memiliki rasa peduli yang tinggi itu adalah pemimpin sejati. Pemimpin yang menjadi rindu dan dambaan hati masyarakat. Sang pemimpin sejati adalah figur yang hadir memberi semangat di tengah sulitnya situasi hidup yang tidak menentu. Figur yang hadir secara langsung di dalam setiap situasi sulit hidup masyarakat dan memberikan jalan keluar dengan cara pendekatannya yang unik dan meneguhkan. Figur pemimpin sejati semacam ini jarang ditemukan dalam dunia dewasa ini. Hal ini dikarenakan oleh adanya pemimpin yang wibawa, mengharapkan penghormatan, dan pujian. Tipe pemimpin semacam ini adalah pemimpin yang minus blusukan dan tidak menyapa realitas sosial secara hari ini.

Bersahabat dengan Alam

Kembali kepada persoalan banjir yang melanda 5 wilayah pedesaan di sekitaran sunggai Benenai. Sejak Malaka masih bagian dari Belu hingga di bawah kendali bupati pertama Malaka persoalan banjir di Benenai tak bisa dibendung. Namun, sekarang bupati Simon, yang baru saja memulai pemerintahannya sudah menerjang banjir. Banjir diterjang oleh bupati. Artinya, bupati tidak tidur di atas kursi empuk pemberian rakyat. Bupati Simon melihat dan menerjang banjir dengan kata-kata yang sejuk dan meneguhkan. Pada tataran inilah masyarakat Malaka sungguh mengalami dan merasakan bahwa mereka sudah memiliki bupati. Bupati adalah figur yang hadir secara nyata di tengah cemas hidup yang sedang dialami dan dirasakan oleh masyarakatnya. Masyarakat Malaka adalah titipan dari Tuhan untuk diperhatikan dan dipeduli dengan cinta yang besar.

Dari luapan banjir Benenai yang melanda 5 wilayah pedesaan ini, mata publik dibuka lebar-lebar untuk bersahabat dengan alam. Alam adalah sesama ciptaan yang mesti diperhatikan secara serius agar relasi tetap terjalin utuh dan harmonis. Dari tindakan Simon Nahak selaku Bupati Malaka dan responnya atas tragedi banjir, para elite dan kandidat politik mesti belajar bahwa menjadi pemimpin adalah siap menanggalkan wibawa dan kemapanan rasa nyaman dengan status dan jabatan dan siap mencair di dalam situasi hidup masyarakat kecil dengan segala totalitasnya. Artinya, sebagai pemimpin harus hadir dan mencintai hingga tuntas. Mencintai masyarakat yang adalah titipan Tuhan tidak hanya dengan setengah-setengah hati, tetapi mencintai dengan hati dan cinta yang besar. Mencintai sampai sehabis-habisnya.

Cara baru yang ditampilkan Bupati Simon ini menjadi anutan bagi semua pemimpin dari pelbagai elemen instansi dan lembaga. Jika ada persoalan, janganlah merasa nyaman diri dan mempertahankan status qua tetapi hadir dan rasakanlah pengalaman pahit, suka, dan duka yang dialami oleh masyarakat itu menjadi bagian dari pengalaman dan suka duka hidup dari pemimpin. Dikatakan demikian karena seorang pemimpin lahir oleh karena amanah dari masyarakat. “Saya berharap bencana ini tidak ada korban jiwa. Kepada masyarakat jangan berpikir dulu harta benda tapi utamakan keselamatan.” Bupati Simon, terima kasih untuk percik sejuk ini.

*Penulis adalah Misionaris SVD asal Belu Utara, NTT; kisi sedang bertugas di Zimbabwe-Afrika