GardaNTT.id – Warga RT 001, Dusun Cancar Beo, Kelurahan Wae Belang, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, terusik oleh kondisi jalan yang sempit dan berbahaya. Setiap hari, mereka harus melewati ruas jalan yang menyempit dan berisiko tinggi terhadap keselamatan pengguna, terutama saat malam hari atau musim hujan.
Jalan tersebut menjadi penghubung utama menuju Kampung Cancar hingga ke Wae Ngali, namun hingga kini belum juga mendapat perhatian dari pihak pemerintah daerah (Pemda) Manggarai.
Kondisi ini telah berlangsung bertahun-tahun, namun belum ada tanda-tanda perbaikan. Padahal, akses jalan tersebut sangat vital untuk mendukung aktivitas masyarakat, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun pelayanan kesehatan.
Ketidak pedulian Pemda Manggarai atas kondisi jalan yang membahayakan keselamatan membuat sejumlah warga berinisiatif untuk memperbaikinya.
Melihat ancaman keselamatan yang terus menghantui, warga RT 001 pun tak tinggal diam. Mereka merajut semangat gotong royong untuk memperbaiki kondisi jalan secara swadaya.
Tanpa mengandalkan bantuan pemerintah, warga bergotong royong membawa alat-alat sederhana, mengumpulkan batu, dan melakukan penimbunan agar jalan menjadi lebih lebar dan aman dilalui.
Akibatnya, pengguna jalan sangat dirugikan. Baik pengendara maupun pejalan kaki dirugikan karena fasilitas tidak disiapkan dengan baik. Seperti pembangunan rabat bagi pejalan kaki di sepanjang jalan masuk menuju kampung Cancar sampai ke Wae Ngali.
Hal ini mengakibatkan pejalan kaki harus berjalan melewati bahu jalan yang kemudian sering nyaris diseret pengendara roda dua maupun empat.
Marianus Daeng Daru, sebagai ketua RT. 001 melalui pesan Vias WhatsApp kepada media ini Senin, 14 April 2025, mengatakan perihatin melihat kondisi jalan yang sangat sempit untuk dilalui kendaraan roda empat, roda dua maupun pejalan kaki.
Mariaus Deru, menegaskan mengingat jalur itu sangat ramai dilalaui kendaraan roda dua maupun roda emapat, sehingga warga yang hendak melintasi itu penuh kehati-hatian karena takut terseret kendaraan.
“saking sempitnya ruas jalan warga yang melewati jalan itu harus penuh kehati-hatian, karena takut terseret,” tutur Marianus Deru melalui pesan Via WhatsApp-nya Senin (14 April 2025).
Katanya, karena terganggu dan terancam keselamatannya dia bersama warga setempat sepakat untuk melebarkan jalan dengan memanfaatkan bahu jalan secara swadaya.
Sementara sumber dana, kata dia, berasal dari warga yang berada disekitar badan jalan dan warga yang berada diperantauan secara sukarela
“kami mendapatkan suport dana dari masayarakat yang berada disekitar badan jalan dan saudara2 kami yang dengan yang berada di perantauan,” bebernya.
Dia menjelaskan, adapun panjang bahu jalan yang dibangun secara swadaya itu sekitar 300 meter mulai dari pertigaan jalan masuk menuju kampung Cancar-Wae Ngali wilayah perbatasan RT.001.
Untuk Volumenya kata dia, kurang lebih 1 lebar ke-kiri dan 1 meter lebar ke-kanan
bahu jalan yang diperuntukan pejalan kaki.
Marianus mengatakan, harapan dari kegiatan tersebut warga setempat dan masyarakat pengguna jalan itu bisa menikmati jalan yang luas.
“semoga dengan adanya kegiatan ini masyarakat setempat dan pengguna jalan pada umumnya bisa menikmati jalan yang sudah agak luas dari sebelumnya,” katanya.
Kegiatan itu, kata dia, mudah-mudahan bisa menjadi contoh bagi semua wilayah yang berada di Kecamatan Ruteng khususnya dan wilayah Kabupaten Manggarai pada umumnya.
Pada akhirnya, Marianus Deru, dengan kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua semua warga dan semua pihak yang telah membantu untuk memperlancar kegiatan perbaikan jalan yang sempit itu.
“Pada akhirnya Saya juga selaku Rt 001 Cancar menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua warga masyarakat dan saudara2 kami yang sudah membantu serta mensuport kami dalam kegiatan gotong royong membangun bahu jalan di wilayah Rt 001 Cancar,” tutur Marianus Deru.
Dikerenakan, kata dia, jika menunggu perhatian dari pemerintah untuk membangun infrastruktur maupun memperbaiki infrastruktur yang rusak sampai kucing bertelur pun itu tak akan kunjung terjadi.
“menggapa? karena pemerintah hari ini seolah-olah apatis terhadap pembanguna di daerah ini”, tutur Marianus dengan nada kesal
Apalagi, kata dia, mengingat ditengah efesiensi anggara oleh pemerintah pusat itu pasti akan berdampak pada matinya pembangunan infrastruktur di setiap daerah. Maka, masyarakat perlu merajut kembali semangat gotong royong.
Meningat pembangunan itu, ” Dari Rakyat, oleh Rakyat dan Untuk Rakyat,” tutupnya.