Manggarai Timur.GardaNTT.id -Proyek Patching yang biasa disebut penambalan di jalur Trans Flores dari perbatasan Kabupaten Manggarai Timur menuju kota Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai, baru sebulan dikerjakan rusak lagi.
Padahal, proyek milik Kementrian PUPR
yang dikerjakan oleh PT. Floresco Aneka Indah itu anggaran cukup fantastis yakni Rp.12.454.935.000,00.
Warga Manggarai Timur berinisial FJ menyoroti buruknya kualitas pekerjaan yang diduga asal jadi tersebut.
Menurutnya, pengerjaan tambal sulam yang cepat rusak disebabkan lemahnya pengawasan dari konsultan pengawas lapangan.
“Konsultan pengawas mestinya memperhatikan betul selama proses pengerjaan. Saya menilai konsultan pengawas datang dilokasi untuk menonton bukan untuk mengawasi. Kalau mengawasi mestinya apa yang salah secara teknis langsung diperbaiki,” ujarnya kepada media ini, Sabtu, (16/7)
Ia menduga, pekerjaan Patching hotmix tersebut lebih banyak uangnya masuk ke kantong pribadi kontraktor sehingga mengabaikan kualitas.
“Baru sebulan dikerjakan sudah rusak. Seharusnya bisa digunakan untuk jangka panjang. Dugaan saya banyak dana masuk ke kantong kontraktor sehingga mengabaikan kualitas proyek,” ungkapnya.
Hal lain disampakan FJ, tumpukan material hasil bongkaran aspal yang dibuang di pinggir jalan.
“Pecahan sisa aspal hotmix yang tercecer dipinggir jalan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Mestinya material itu dibuang ditempat yang nyaman,”jelasnya.
Dirinya meminta PT. Floresco Aneka Indah segera memperbaiki karena masih dalam pelaksanaan pengerjaan.
“Jangan sampai kerusakan dibiarkan begitu saja. jika terus dibiarkan, maka kerusakan semakin parah”, ungkapnya.
Seorang pengendara kendaraan roda dua bernama Romanus mengatakan, dalam pengerjaan tambal sulam jalur Borong-Ruteng rawan kecelakaan, lantaran badan jalan yang sudah digali tidak langsung diperbaiki.
“Memang ada rambu yang dipasang pada titik pengerjaan jalan. Namun itu tidak cukup, seharusnya setelah selesai digali langsung dikerjakan sampai tuntas, semisal, dituangkan agregat dilubang yang sudah digali. Lalu dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibratory roller sampai rata. Kemudian, hamparkan adonan aspal di atas agregat,” beber Romanus.
Menurutnya, yang terjadi malah tunggu dua sampai tiga hari baru diperbaiki.
“Ini sangat berbahaya bagi pengguna jalan, apalagi pengendara yang melintasi pada malam hari,” tambahnya.
Melalui pesan WhatsApp, pelaksana lapangan PT. Floresco Aneka Permai, Wenseslaus Leoba, membenarkan adanya kerusakan pada tambal sulam yang sudah dikerjakan.
“Memang ada satu titik yang sudah rusak dipersambunganya dan akan segera diperbaiki”, jelas Wenseslaus.
Menurutnya, saat ini masih dalam proses pelaksanaan pengerjaan sehingga sebagian tumpukan aspal yang sudah digali masih tercecer dipinggir jalan.
“Sebagian tumpukan material hasil bongkaran aspal sudah kami bersihkan. Apabila masih ada material sisa dibahu jalan, kami akan segera bersihkan. Sedangkan tumpukan material aspal di daerah Mano sengaja tidak dibersihkan karena permintaan dari warga untuk dimanfaatkan sebagai jalan masuk ke rumah mereka”, ungkapnya.
Lebih lanjut Ia mengaku, badan jalan yang sudah digali akan dilakukan pengerjaan.
“Akan dikerjakan badan jalan yang sudah digali. Mulai kemarin sebagian kami sudah kerjakan pak”, bebernya.
Senada, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Djibrael Tuka Rohi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (17/7/2021) menjelaskan Patching yang kurang sempurna pengerjaanya akan dibongkar dan diperbaiki kembali.
Dikatakannya, galian badan jalan yang belum ditutup harus disiapkan dengan baik untuk meminimalisir kerusakan dini.
“Untuk lubang yang belum ditutup itu masih dalam tahap penyiapan, karena lubang-lubang perlu disiapkan dengan baik dulu baru ditutup sehingga tdk terjadi kerusakan dini.” tutupnya.