Manggarai Barat, GardaNTT.id – Rumah Anselmus Jehatu, warga kampung Ntalung, Desa Coal, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, dipasang stiker sebagai keluarga prasejahtera penerima bantuan sosial. Padahal, ia mengaku sama sekali tidak pernah menikmati salah satu dari bantuan sosial tersebut.
Anselmus lantas mempertanyakan kemana dan kepada siapa bantuan yang menjadi haknya itu diberikan, sebab tidak pernah diterimanya.
“Kalau nama saya yang terdata sebagai penerima, lalu siapa yang terima selama ini. Karena saya tidak pernah menerimanya,” ucapnya dengan nada kesal.
Anselmus menceritakan, stiker itu diterima pada tahun 2020 lalu dari salah seorang staf desa dan diminta untuk ditempelkan di dinding depan rumahnya.
Ia pernah menanyakan kepada staf dan Kepala Desa, perihal maksud dan tujuan ditempelkannya stiker tersebut di rumahnya yang secara nyata tidak pernah menikmati bantuan itu.
“Jawabannya waktu itu bahwa mereka hanya diminta bagikan stiker itu sesuai nama yang dikirim dari Dinas Sosial. Begitu juga waktu saya tanya pa Kades, beliau bilang tidak tau soal itu. Tapi, pa Kades janji ajak saya untuk nanti sama-sama tanya di Dinsos,” tuturnya.
Lebih lanjut diungkapkan, ia pernah diberi dua selembar kertas oleh seorang staf desa, dan menyebut jika data itu diberikan dari Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam data tersebut, terdapat nama anggota keluarganya yang tidak ia kenal. Nama itu tercantum sebagai istri Anselmus. Padahal nama istrinya, bukan sebagaimana yang tertera pada data itu.
“Namanya itu Fransiska Sola. Status dalam data itu sebagai istri saya. Padahal nama istri saya itu adalah Maria Ima. Lalu anak pertama dijadikan anak kedua, juga sebaliknya,” beber Anselmus.
Setelah di cari tahu, ternyata nama tersebut adalah nama seorang anak yang masih berstatus pelajar yang tinggal di kampung Coal.
“Saya cek di Operator Desa dan ternyata nama itu adalah warga yang tinggal di kampung Coal dan masih sekolah. Lalu saya cek juga di agen BRILink (e-warung) di Golowelu, dan ternyata dia terima bantuan sembako selama ini,” terangnya.
Ia menduga kuat, jika namanya telah dicatut untuk kepentingan orang lain. Selain itu, ia juga menuding hal itu sebagai akibat dari metode pendataan di atas meja, tanpa mengunjungi secara langsung warga bersangkutan.
“Yah apa lagi kalau bukan karena akibat data di atas meja. Ini akibatnya. Nama anggota keluarga dari warga tidak benar. Padahal kalau datang secara langsung di rumah warga, tidak terjadi kesalahan seperti ini. Jadinya, jual saya yang miskin ini untuk orang lain,” kesalnya.
Dirinya berharap, jika memang demikian terjadi kesalahan penginputan data, maka hendaknya segera diperbaiki.
“Terus terang pak, lihat saja keadaan saya ini. Saya ini memang boleh dibilang sangat membutuhkan sekali adanya bantuan itu. Tetapi mungkin karena akibat kesalahan input data seperti itu, makanya saya jadinya tidak pernah dapat,” ucapnya
Pria yang berprofesi sebagai ojek ini sangat berharap kepada pemerintah agar kiranya keluarganya bisa memperoleh bantuan itu.
“Saya ini pak, cari hari ini untuk makan hari ini. Makanya saya kecewa sekali waktu tau ternyata ada kesalahan dara seperti ini dan nama orang itu lagi yang dapat bantuannya hanya karena masuk di keanggotaan keluarga saya,” imbuhnya.
Hingga berita ini diterbitkan, GardaNTT masih berupaya mengkonfirmasi pihak Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Barat.